Sumber: Wikipedia Bahasa
Indonesia Ensiklopedi Bebas, (http://id.wikipedia.org/wiki/Maliran,_Ponggok,_Blitar, diakses 01 Juli 2014)
Pendahuluan
Ada
berbagai macam kisah tentang Nyi Gadung Melati. Di dusun Sekardangan, ada yang
menceritakan bahwa cikal bakalnya bernama Nyi Gadung Melati (Nyi Sekardani atau
Nyi Sekartaji). Menurut ahli silsilah Kejawen, Nyi Gadung Melati merupakan
seorang tokoh yang paling banyak mbabat desa di daerah Blitar. Diantara kisah
tersebut adalah Nyi Gadung Melati juga pernah mbabat desa Selokajang bersama
Mbah Nyai Sampir, Mbah Kyai Abu Hanifah, Mbah Kyai Hasan, dan Mbah Kyai Ageng
Selo.[1]
Nyi Gadung Melati juga pernah mbabat desa Kademangan-Blitar, petilasannya
berada dekat mushalla utara Kademangan. Nyi Gadung Melati juga mbabat daerah
Rejotangan,[2]
Bendelonje,[3]
dan lain-lain.[4]
Kisah lain menyatakan bahwa Nyi Gadung Melati berkaitan erat dengan Kyai Ageng
Sukuh (pendiri candi Sukuh, Jawa Tengah; zaman Majapahit Akhir). Ada yang
menceritakan Nyi Gadung Melati adalah istri Kyai Ageng Tunggul Wulung (seorang
tokoh di jaman Majapahit dan pendiri dusun Dukuhan-Sendangagung-Minggir-Sleman).
Tulisan ini mengungkap kisah Nyi Gadung Melati dalam membabat desa
Maliran-Ponggok-Blitar. Disebutkan pula bahwa lurah pertama desa Maliran yang
bernama Kyai Naya Manggala, diyakini oleh warga desa Maliran sebagai cucu Nyi
Gadung Melati. Dengan demikian, tulisan ini untuk menambah “Khasanah Kisah” tentang Nyi Gadung
Melati yang memang banyak versi tersebut. Tulisan ini tidak bermaksud untuk
mengkultuskan sebuah nama seseorang atau tokoh. Akan tetapi, tulisan ini
dimaksudkan untuk menggugah hati kita agar tetap belajar dan terus belajar.
Sehingga kita tak akan fanatik pada kisah tertentu yang dianggap paling benar.
Dan yang penting adalah kisah ini untuk menggugah kita agar tetap menghormati “Tradisi Jawa” yang memang adiluhung.
Pembahasan
Perang
Diponegoro
Penyebab
Perang Pangeran Diponegoro adalah rasa tidak puas yang hampir merata di
kalangan masyarakat terhadap kebijakan pemerintah Belanda, di wilayah
Kesultanan Jogjakarta. Salah satu kebijakan pemerintah Belanda yang membuat
Pangeran Diponegoro marah adalah pembangunan jalan raya yang menghubungkan
Jogjakarta dan Magelang, di mana pembangunan itu melewati makam leluhur Pangeran
Diponegoro di Tegalrejo. Pangeran Diponegoro serta pasukannya mulai melakukan
sebuah tindakan yang membuat pemerintah Belanda marah, yaitu dengan mengganti
patok-patok pembuatan jalan dengan tombak. Meskipun demikian pemerintah Belanda
tetap meneruskan pembuatan jalan tersebut. Pada akhirnya pasukan Diponegoro
mulai menyerang pasukan belanda dengan bergerilya. Perang Pangeran Diponegoro
berlangsung lima tahun, yaitu dari tahun 1825 sampai 1830. Sampai dengan tahun
1826, pasukan Pangeran Diponegoro berhasil memperoleh kemenangan dengan teknik
perang gerilya. Untuk meredam perlawanan pasukan Diponegoro, pemerintah Belanda
menerapkan Benteng stelsel (sistem perbentengan). Dengan demikian, daerah
kekuasaan Pangeran Diponegoro menjadi menyempit. Akhirnya pemerintah Belanda
dapat menangkap Pangeran Diponegoro dengan tipu muslihat. Ia kemudian
diasingkan ke Menado lalu dipindahkan di benteng Rotterdam di Makasar (Ujung
Pandang). Diponegoro pun mati dalam pengasingannya pada tahun 1855, dengan demikian
berakhirlah perang Diponegoro. Setelah perang berakhir para sisa prajurit Pangeran
Diponegoro menyelamatkan diri dari pemerintah Belanda. Mereka bergerak dari
daerah Jawa Tengah menuju berbagai daerah di Jawa Timur, mereka bersembunyi di
hutan-hutan dan membuka lahan untuk dijadikan sebuah desa. Sebagian besar
hutan-hutan yang dijadikan persembunyian para pasukan Pangeran Diponegoro
terletak di daerah Kediri, Tulungagung, Blitar, dan daerah-daerah lain
sekitarnya.
Terbentuknya Desa Maliran
Pada
Tahun 1850, pasukan Pangeran Diponegoro datang di daerah hutan wilayah kota
Blitar. Pasukan itu di bawah pimpinan Nyi Gadung Melati. Mereka memutuskan
untuk menetap di sana dan mulai menebangi pohon yang ada di hutan untuk
dijadikan sebuah pemukiman. Semakin lama pemukiman tersebut semakin meluas,
banyak pendatang dari daerah lain yang tinggal di daerah itu. Pada suatu
ketika, Nyi Gadung Melati melihat ada dua buah pohon jati yang kedua rantingnya
saling bersinggungan dan mengakibatkan suara gesekan. Hal inilah yang membuat
Nyi Gadung Melati memberikan nama daerah itu dengan sebutan “Jati Gerot”. Seiring
berjalannya waktu, daerah Jati Gerot semakin meluas dan menjadi sebuah desa. Warga
desa pun semakin menyebar ke berbagai daerah desa tersebut. Setelah 24 tahun, nama
Jati Gerot semakin tidak dikenal dan bahkan sudah digantikan dengan nama baru. Pemberian
nama baru atas daerah tersebut semata-mata diakibatkan oleh kegelisahan hati
para pembuka desa, temasuk Nyi Gadung Melati. Daerah yang semula bernama “Jati
Gerot” berubah nama mejadi Desa “Maliran” dengan lurah pertama Kyai Naya
Menggala yang diduga merupakan generasi kedua keturunan Nyi Gadung Melati. Nama
“Maliran” sendiri berasal dari keadaan alam daerah tersebut, yang selalu
menghembuskan angin yang sejuk. Maka desa terebut diberi nama desa “Miliran”
yang diambil dari kata “Sumilir”. Namun, memang dasar lidah orang Jawa, kata “Miliran”
lambat laun luluh menjadi “Maliran”. Setelah Nyi Gadung Melati meninggal, warga
setempat memakamkan jasadnya dan mengkramatkan kuburannya sebagai “Punden Nyi
Gadung Melati”. Warga desa Maliran mempunyai jadwal dalam membersihkan Punden Nyi
Gadhung Melati tersebut pada hari Jumat Legi.
Selanjutnya
tentang tradisi pemilihan kepala desa Maliran pada umumnya adalah orang yang
berasal dari dusun Maliran dan Glagah. Hal ini dikarenakan adanya tradisi yang
diwariskan turun-temurun oleh para pendahulunya dan karena orang dusun Maliran
dan Glagah dianggap sebagai keturunan asli pendiri desa. Pada dasarnya tidak
ada yang mengetahui secara pasti sejarah terbentuknya desa Maliran. Hal ini
dikarenakan para sesepuh yang diyakini mengetahui sejarah desa Maliran secara
pasti sudah meninggal. Namun masyarakat setempat menganggap ada beberapa orang
yang mengetahui sedikit tentang sejarah desa Maliran. Berdasarkan berbagai
keterangan tersebut dinyatakan bahwa, Nyi Gadung Melati adalah tokoh yang
membuka lahan baru sebagai tempat pelarian dari pemerintahan Belanda. Adapun Nama-nama
kepala desa Maliran yang pernah menjabat adalah: 1. Kyai Naya Menggala (1874-1879),
diyakini warga desa Maliran masih cucu
Nyi Gadung Melati; 2. Mbah Rana Sentika (1880-1886); 3. Mbah Sokrama Tahun (1887-
1901); 4. Mbah Djoikrama (1902-1905); 5. Mbah Kasan Radji (1906-1908); 6. Mbah Djaya
Marta (1909-1915); 7. Mbah Djaya Munawi (1916-1924); 8. Mbah Tani Medja (1925-1943);
9. Mbah Karta Miharja (1945-1949); 10. Mbah Amat Siyar (1950-1979); 11. Mbah Kusranan
(1980-1999); 12. Bapak Darulin (1999-2007); 13. Bapak Sutoyo tahun :
2007-sekarang (2 periode).
Jangan
pernah berhenti belajar!. Jangan pernah berhenti mencari ilmu!. Jangan pernah
berhenti berusaha mewujudkan cita-cita! Ikutilah falsafah Jawa:
“Sopo
Tekun, Mesti Tekan”
(Sebagaimana
dikutip oleh: Mbah Mansyur Sekardiningrat)
Hehehe
BalasHapusKAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.
BalasHapusKAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.
saya atas nama BPK. SAMSUL dari MADURA ingin mengucapkan banyak terimah kasih kepada MBAH KARYO,kalau bukan karna bantuannya munkin sekaran saya sudah terlantar dan tidak pernaah terpikirkan oleh saya kalau saya sdh bisa sesukses ini dan saya tdk menyanka klau MBAH KARYO bisa sehebat ini menembuskan semua no,,jika anda ingin seperti saya silahkan hubungi MBAH KARYO no ini 082301536999 saya yakin anda tdk akan pernah menyesal klau sudah berhubungan dgn MBAH KARYO dan jgn percaya klau ada yg menggunakan pesan ini klau bukan nama BPK. SAMSUL dan bukan nama MBAH KARYO krna itu cuma palsu.m
BalasHapus