Oleh: Arif Muzayin Shofwan
Tersebutlah
pada zaman Kerajaan Islam Pajang-Mataram seorang kyai agung yang gemar laku
tapa brata bernama Kyai Ageng Purwoto Sidik (yang lebih dikenal dengan julukan Kyai Ageng Banyubiru). Kyai Ageng
Purwoto Sidik adalah guru spiritual dari Jaka
Tingkir (Raden Mas Karebet) pendiri Kerajaan Islam Pajang yang
menggantikan dinasti Kerajaan Demak Bintoro. Selain berguru kepada Kyai Ageng
Purwoto Sidik (Kyai Ageng Banyubiru),
maka Jaka Tingkir (Raden Mas Karebet)
juga berguru kepada Sunan Kalijaga (Wali Agung Tanah Jawa) dan Syaikh Siti Jenar (yang juga dikenal dengan Syaikh Ali Hasan atau Syaikh Lemah Abang).
Dalam kehidupan spiritualnya, Kyai Ageng Purwoto Sidik sering mengembara dan
berpindah-pindah dari daerah satu ke daerah yang lain. Maka tak heran bila
dalam pengembaraan tersebut, Kyai Ageng Purwoto Sidik banyak meninggalkan “Petilasan-Petilasan” (untuk bertapa brata atau tempat bermukim yang
beliau tinggalkan).
Setelah
sekitar tujuh tahun Kyai Ageng Purwoto Sidik mengembara di Purwokerto, beliau
kemudian hijrah ke Rejosari, Semin, Gunungkidul. Ditempat itu beliau hidup di
tengah hutan Kali Goyang. Setelah beliau hidup di tengah hutan Kali Goyang
cukup lama, lalu beliau meneruskan pengembaraan sampai di Jatingarang,
Sukoharjo (dulu bernama hutan Wonogung).
Ditempat baru ini Kyai Ageng Purwoto
Sidik melakukan “Tapa Kungkum” di sendang setempat. Konon karena pancaran dari
energi spiritual Kyai Ageng Purwoto Sidik, maka air Sendang Wonogung mendadak
berubah berwarna biru. Hingga, sendang
itu pun seiring berjalannya waktu kemudian dinamakan “Sendang Banyubiru”. Berdasarkan peristiwa ini pula, Kyai Ageng
Purwoto Sidik diberi julukan “Kyai Ageng
Banyubiru”. Pada era selanjutnya, julukan “Kyai Ageng Banyubiru” digunakan pula oleh murid-murid dan
orang-orang sesudah beliau yang memang cinta pada sosok ketokohan beliau.
Perlu
diketahui bahwa dusun Banyubiru berada di Selatan kota Solo (Jawa Tengah), yang disebut-sebut sebagai
tempat Jaka Tingkir (Sultan Kerajaan
Pajang) berguru (menimba ilmu).
Setelah Jaka Tingkir berguru kepada Kyai Ageng Banyubiru, beliau kemudian melakukan
perjalanan ke Gunung Majasto, selanjutnya ke Pajang. Jalur gethek-nya menjadi dasar penamaan dusun-dusun di wilayah itu, yakni:
Watu Kelir, Toh Saji, Pengkol, Kedung Apon dan Kedung Srengenge. Selain Sendang
Banyubiru, ada “Delapan Sendang”
lain sebagai Petilasan Kyai Ageng Purwoto Sidik (Kyai Ageng Banyubiru), yakni: Sendang Margomulyo, Sendang Krapyak, Sendang
Margojati, Sendang Bendo, Sendang Gupak Warak, Sendang Danumulyo, Sendang
Siluwih dan Sendang Sepanjang. Sendang Gupak Warak berada di Wonogiri, dan sendang
lainnya tersebar di Weru, Sukoharjo. Semua sendang itu kini airnya telah menyusut.
Bahkan Sendang Banyubiru sudah tidak lagi mengeluarkan air, dan dibiarkan
menjadi kolam kering penampung air hujan, dan di atasnya dibangun sebuah “masjid”.
Dalam
kehidupannya, Kyai Ageng Purwoto Sidik (Kyai
Ageng Banyubiru atau Ki Kebo Kanigoro) beristrikan Nyai Gadhung Melati dan mempunyai anak bernama Nyai Roro Tenggok (Sekar Rinonce). Tersebutlah di dusun Sekardangan (Kec. Kanigoro Kab. Blitar) seorang tokoh yang terkenal mendirikan
dusun bernama Nyai Gadhung Melati. Karena
perpolitikan jaman Demak-Pajang-Mataram, mereka sempat berpisah dan menjadi pengembara.
Sehingga dari pengembaraannya, Nyai Gadhung Melati juga banyak meninggalkan
beberapa petilasan diberbagai daerah seperti: di Sekardangan, Kademangan, Maliran, Kanigoro, Dayu dan lain-lain. Wal khasil, di dusun Banyubiru
tersebut, Kyai Ageng Purwoto Sidik menetap hingga tutup usia. Beliau dimakamkan
di utara Sendang Banyubiru ([Sarehan] Selatan
kota Solo, Jawa Tengah), bersama istrinya yang bernama Nyai Gadhung Melati dan putri tercintanya yang bernama Roro Tenggok (Sekar Rinonce).
Bung Karno (Tokoh
Nasionalis Proklamator Republik Indonesia dan Perumus Pancasila) pernah
menyatakan: “Jas Merah, Jangan
Sekali-kali Melupakan Sejarah!”
(Dikeluarkan
Oleh: PUSAT STUDI SEJARAH SEKARDANGAN
(PUSKAR)
Sekardangan)
Monumen Petilasan Nyi Ageng Sekardangan |
Pintu Masuk Petilasan Nyi Ageng Sekardangan |
Denah Seputar Petilasan Nyi Ageng Sekardangan |
Tanda Arah Kolam Petilasan Nyi Ageng Sekardangan |
Makam Kyai Purwoto Sidik (Ki Kebo Kanigoro), Nyai Gadhung Melati dan Roro Tenggok di Banyubiru Sukoharjo Jawa Tengah |
Semoga berkah di dunia dan akhirat...
BalasHapussaya atas nama BPK. SAMSUL dari MADURA ingin mengucapkan banyak terimah kasih kepada MBAH KARYO,kalau bukan karna bantuannya munkin sekaran saya sudah terlantar dan tidak pernaah terpikirkan oleh saya kalau saya sdh bisa sesukses ini dan saya tdk menyanka klau MBAH KARYO bisa sehebat ini menembuskan semua no,,jika anda ingin seperti saya silahkan hubungi MBAH KARYO no ini 082301536999 saya yakin anda tdk akan pernah menyesal klau sudah berhubungan dgn MBAH KARYO dan jgn percaya klau ada yg menggunakan pesan ini klau bukan nama BPK. SAMSUL dan bukan nama MBAH KARYO krna itu cuma palsu.m
BalasHapusOke.
BalasHapus