Oleh: Arif Muzayin Shofwan
“Tulislah apapun yang bisa anda tulis, siapa tahu
bermanfaat.”
(Anonim)
Sunan Tembayat merupakan salah satu waliyullah tanah Jawa murid dari Sunan Kalijaga yang banyak mengajarkan makna "patembayatan" atau "pirukunan" terhadap semua elemen masyarakat tanpa memandang agama, suku, budaya, etnis, adat istiadat, aliran kepercayaan, aliran politik, aliran tharikah, dan semacamnya. Terdapat
banyak keturunan Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi) yang tersebar di berbagai
daerah Blitar, Tulungagung, Nganjuk, Kediri, Malang, Pasuruan, Jombang, dan sekitarnya. Dikisahkan bahwa
dalam areal “Makam Sentono Lodoyo” Blitar Selatan terdapat makam para keturunan
Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi) yang dimakamkan di tempat tersebut. Dalam
beberapa catatan disebutkan bahwa Eyang Siddiq (Raden Ragil Siddiq) dan adiknya
Raden Sutro Menggolo (Syaikh Abu Naim Fathullah/ Mbah Putih/ Mbah Singo Putih/ Mbah Keputih) yang makamnya berada di “Makam
Sentono Lodoyo” Blitar Selatan merupakan keturunan ke-7 dari Sunan Tembayat.
Berikut silsilah keduanya.
1.
Sunan Tembayat
(Sayyid Hasan Nawawi)
2.
Raden Ishaq
Panembahan Jiwo
3.
Panembahan Minang
Kabul Ing Tembayat
4.
Panembahan Masjid
Wetan
5.
Pangeran Wuragil
6.
Raden Ragil Sedo
Komuk
7.
Raden Ragil Siddiq
dan Raden Sutro Menggolo (Syaikh Abu Naim Fathullah)
Tentu
saja, tidak hanya kedua tokoh itu saja yang merupakan keturunan Sunan Tembayat
(Sayyid Hasan Nawawi) dan dimakamkan di areal “Makam Sentono Lodoyo” Blitar
Selatan. Sebab banyak para sesepuh yang menyatakan bahwa ada banyak keturunan (dzurriyyah) Sunan Tembayat yang
dimakamkan di tempat tersebut. Dikisahkan bahwa Mbok Boinem (waliyullah wanita)
dan Mbah Bontar (Kyai Kasan Besari) yang dimakamkan dalam areal “Makam Sentono
Lodoyo” Blitar Selatan juga merupakan keturunan dari Sunan Tembayat (Sayyid
Hasan Nawawi), Klaten-Jawa Tengah.
Namun
ada versi lain khusus silsilah nasab Mbah Bontar (Kyai Kasan Besari) yang
makamnya berada dalam areal “Makam Sentono Lodoyo” Blitar Selatan tersebut. Yakni,
sebuah silsilah nasab yang penulis dapatkan dari Saudara Asyauri Jakarta
sebagai berikut:
1. Nabi Muhammad SAW
2. Sayyidah Fathimah Az-Zahra
3. Al-Imam Sayyidina Husain
4. Al-Imam Ali
Zainal Abidin
5. Al-Imam
Muhammad Al Baqir
6. Al-Imam
Ja’far As-Sodiq
7. Al-Imam Ali
Uradhi .
8. Al-Imam
Muhammad An-Naqib .
9. Al-Imam Isa
Naqib Ar-Rumi
10. Al-Imam
Ahmad al-Muhajir
11. Al-Imam Ubaidillah
12. Al-Imam
Alawi Awwal
13. Al-Imam
Muhammad Sohibus Saumi’ah
14. Al-Imam
Alawi Ats-Tsani
15. Al-Imam
Sayyid Ali Kholi’ Qosim
16. Al-Imam Muhammad
Sohib Mirbath
17. Al-Imam
Alawi Ammil Faqih
18. Al-Imam Abdul
Malik Azmatkhan
19. As-Sayyid
Abdullah Azmatkhan
20. As-Sayyid
Ahmad Shah Jalal
21. As-Sayyid
Asy-Syaikh Jumadil Kubro al-Husaini
22. As-Sayyid
Maulana Ibrahim As-Samarqondi
23. As-Sayyid
Rahmatullah (Sunan Ampel)
24. As-Sayyid
Maulana Hamzah Lamongan
25. As-Sayyid
Kalkum Wotgaleh
26. Panembahan
Maulana Mas (Panembahan Kajoran)
27. Ratu Ayu
Pajang (+ Sultan Benowo)
28. Ratu Dyah
Banowati (+ Sultan Mas Jolang)
29. Sultan Agung
Mataram
30. Pangeran
Sayyidin (+ Raden Ayu Wetan)
31. Pangeran
Puger (+ Ratu Mas Balitar)
32. Paduko
Sinuwun Suryo Putro
33. Raden Mas
Sandeyo (Kyai Nur Iman Mlangi)
34. Kyai Kasan
Besari/ Kyai Hasan Bashori (Mbah Bontar)
Berdasarkan
silsilah nasab tersebut, Kyai Kasan Besari banyak melahirkan beberapa keturunan
yang berada di Plosokerep, kota Blitar. Adapun para keturunan Kyai Kasan Besari
(Mbah Bontar) dari data yang penulis peroleh, di antaranya: Kyai Hasan Dani,
Kyai Hasan Mukmin, Kyai Abdullah Yusuf, Kyai Ma’ruf, dan lain sebagainya. Jadi,
pertemuan saudara di atas bertemu pada As-Sayyid Rahmatullah (Haji Bong Swi Ho/
Sunan Ampel) Surabaya.
Selain
itu, KH. Raden Abdul Fattah pendiri Pondok Pesantren Menara Al-Fattah
Mangunsari, Tulungagung juga merupakan keturunan ke-14 dari Sunan Tembayat
(Sayyid Hasan Nawawi atau Sayyid Ihsan Nawawi) jalur Sayyid Sulaiman Al-Washil (Mbah Washil)
Sentono Gedong Kediri. Begitu pula, KH. Abdul Khobir Sirodj penerus keberadaan
pesantren tersebut yang merupakan keponakan KH. Raden Abdul Fattah, juga tercatat
sebagai keturunan ke-15 dari Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi bin Maulana
Hamzah bin Rahmatullah Sunan Ampel). Berikut silsilah nasab KH. Raden Abdul
Fattah Mangunsari Tulungagung:
1.
Sunan Tembayat
(Sayyid Hasan Nawawi)
2.
Sayyid Hanafi Musa
3.
Sayyid Abdul Malik
Karim
4.
Sayyid Zainuddin
5.
Sayyid Abu Bakar
6.
Sayyid Abdillah
7.
Sayyid Sulaiman
Al-Washil (Mbah Washil) Sentono Gedong Kediri
8.
Sayyid Abdul Qadir
9.
Sayyid Abdurrahman
10.
Sayyid Nur Hasyim
11.
Sayyid Nur Miyat
12.
Kyai Haji Sulaiman
13.
Kyai Haji Hasan
Tholabi
14.
Syaikh KH. Raden
Abdul Fattah
Sementara
itu, KH. M. Mubasyir Mundzir (Gus Mundzir) pendiri Pondok Pesantren Ma’unah Sari, Bandar
Kidul, Kediri, Jawa Timur juga tercatat sebagai keturunan ke-15 dari Sunan Tembayat (Sayyid
Hasan Nawawi) jalur Sayyid Sulaiman Al-Washil (Mbah Washil) Sentono Gedong
Kediri. Berikut silsilah KH. M. Mubasyir Mundzir yang dimaksud:
1.
Sunan Tembayat
(Sayyid Hasan Nawawi)
2.
Sayyid Hanafi Musa
3.
Sayyid Abdul Malik
Karim
4.
Sayyid Zainuddin
5.
Sayyid Abu Bakar
6.
Sayyid Abdillah
7.
Sayyid Sulaiman
Al-Washil (Mbah Washil) Sentono Gedong Kediri
8.
Sayyid Abdul Qadir
9.
Sayyid Abdurrahman
10.
Sayyid Nur Hasyim
11.
Sayyid Nur Miyat
12.
Syaikh Karimun
(Bagor, Nganjuk)
13.
Nyai Suminah (Mangunsari,
Nganjuk)
14.
Nyai Musyrifah
(istri Syaikh KH. M. Imam Bakri)
15.
Syaikh KH. M.
Mubasyir Mundzir
Tak
jauh dari itu, KH. Abdul Madjid Ma’roef seorang tokoh pendiri Tharikah
Wahidiyyah Kedunglo, Kediri, Jawa Timur, juga tercatat sebagai keturunan Sunan Tembayat
(Sayyid Hasan Nawawi) jalur dari saudaranya Sayyid Sulaiman Al-Washil (Mbah Washil) yang
makamnya berada di “Makam Sentono Gedong” Kediri-Jawa Timur. Tokoh semacam KH.
Abdul Madjid Ma’roef telah diakui sebagai ahli tasawuf oleh berbagai kalangan.
Beliau juga merupakan kawan seperjuangan KH. Hamim Djazuli (Pendiri Jantiko
Mantab) dan KH. M. Mubasyir Mundzir dalam berdakwah Islam. Berikut merupakan silsilah
nasab KH. Abdul Madjid Ma’roef Kedunglo, Kediri:
1. Sunan
Tembayat (Syaikh Hasan Nawawi)
2. Syaikh
Hanafi Musa
3. Syaikh Abdullah
Malik al-Karim
4. Syaikh
Zainuddin
5. Syaikh
Abdullah Musa
6. Syaikh
Abdurrahman
7. Syaikh
Syafii
8. Syaikh
Sholeh
9. Syaikh Abdul
Razzaq
10. Syaikh
Syafii
11. Syaikh Abdul
Madjid
12. Syaikh KH.
Muhammad Ma’roef (pendiri Pondok Pesantren Kedunglo) Kediri
13. Syaikh KH.
Abdul Madjid Ma’roef (pendiri Tharikah Wahidiyyah) Kedunglo, Kediri.
Dan
perlu diketahui pula bahwa istri pertama Sayyid Sulaiman, Betek, Mojoagung,
Jombang, Jawa Timur, juga merupakan keturunan Sunan Tembayat. Istri pertama Sayyid Sulaiman merupakan putri
dari Mbah Sholeh Sumendi, Winongan, Pasuruan. Berikut silsilah istri pertama
Sayyid Sulaiman, Betek, Mojoagung, Jombang:
1. Sunan
Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi)
2. Panembahan
Jiwo Ing Tembayat
3. Panembahan
Minangkabul Ing Tembayat
4. Panembahan
Masjid Wetan Ing Tembayat
5. Panembahan
Sumendi I (Ing Tembayat)
6. Mbah Sholeh
Sumendi, Winongan, Pasuruan
7. Nyai Sayyid
Sulaiman I (istri pertama Sayyid Sulaiman, Betek, Mojoagung, Jombang)
Dari perkawinan Nyai Sayyid Sulaiman binti Mbah Sholeh
Sumendi Winongan, Pasuruan dengan Sayyid Sulaiman yang makamnya berada di
Betek, Mojoagung, Jombang tersebut memiliki dua putra, yaitu: (1) Kyai Ahmad
Lebak, Winongan, Pasuruan; dan (2) Sayyid Hazam Malang. Sementara itu, dalam
buku kecil ini tidak ada data dari putra-putri Sayyid Sulaiman Mojoagung,
Jombang, dengan istri-istrinya yang lain. Konon, dari beberapa istri yang
lainnya kemudian menurunkan KH. Muhammad Kholil Bangkalan, seorang waliyullah
guru dari KH. Muhammad Hasyim Asyari (salah satu tokoh pendiri Nahdlatul Ulama)
Tebuireng, Jombang.
Selain
itu, perlu diketahui pula bahwa Sayyid Hasan Sanusi (Mbah Slagah) Pasuruan juga
merupakan keturunan ke-9 dari Sunan Tembayat. Beliau merupakan canggah (keturunan keempat) dari Mbah
Sholeh Sumendi, Winongan, Pasuruan, Jawa Timur. Berikut silsilah nasab Sayyid Hasan Sanusi
(Mbah Slagah) Pasuruan:
1. Sunan Tembayat
(Sayyid Hasan Nawawi)
2. Panembahan
Jiwo Ing Tembayat
3. Panembahan Minangkabul
Ing Tembayat
4. Panembahan
Masjid Wetan Ing Tembayat
5. Panembahan
Sumendi I (Ing Tembayat)
6. Mbah Sholeh
Sumendi (Winongan, Pasuruan)
7. Mbah Kyai
Sakaruddin
8. Mbah Kyai
Sa’ad
9. Mbah Slagah
(Sayyid Hasan Sanusi) Pasuruan
Selanjutnya,
istri pertama Sayyid Arif Abdurrahim Segoropuro Rejoso, Pasuruan juga tercatat
sebagai keturunan ke-7 dari Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi). Istri pertama
Sayyid Arif Abdurrahim Segoropuro merupakan putri dari Mbah Sholeh Sumendi
Winongan, Pasuruan, Jawa Timur. Berikut merupakan silsilah istri pertama Sayyid Arif Abdurrahim
Segoropuro, Rejoso, Pasuruan:
1. Sunan
Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi)
2.
Panembahan Jiwo Ing Tembayat
3.
Panembahan Minangkabul Ing Tembayat
4.
Panembahan Masjid Wetan Ing Tembayat
5.
Panembahan Sumendi I (Ing Tembayat)
6.
Mbah Sholeh Sumendi (Winongan, Pasuruan)
7. Nyai Arif
Segoropuro (istri Sayyid Arif Abdurrahim) Segoropuro, Rejoso, Pasuruan
Dari
perkawinan Nyai Sayyid Arif Abdurrahim Segoropuro, Rejoso, Pasuruan (istri
pertama dari Sayyid Arif Abdurrahim Segoropuro) tersebut memiliki seorang anak
bernama Sayyid Hasan
Madinah yang berada di Bohar, Sepanjang, Sidoarjo.
Tentu saja,
masih banyak lagi persebaran keturunan Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi) di
berbagai daerah lainnya. Hal tersebut bisa dipelajari dari buku berjudul “Ranji Walisongo Jilid IV: Mengungkap
Fakta, Meluruskan Sejarah” yang ditulis oleh Raden Ayu Linawati Djojodiningrat
dan Gus Angin atau buku-buku lain yang ditulis oleh para peneliti dengan beragam gaya dan
versi masing-masing.
Dan perlu
diketahui bahwa para keturunan Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi) memiliki
keragaman kultur berbeda antara yang satu dan lainnya. Ada di antara mereka yang
menjadi seorang waliyullah, ahli petapa, hafidz al-Qur’an, pejabat
pemerintahan, pendiri pondok pesantren, petani, karyawan, pedagang, pengusaha, guru,
dosen, polisi, paranormal, dalang wayang kulit, ahli ilmu Kejawen, mursyid
tharikah, pimpinan ormas keagamaan, pimpinan sebuah padepokan atau pesanggrahan
dan profesi-profesi lainnya.
Oleh sebab
itu, ada satu semangat dari Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi) yang harus
dijaga oleh keturunannya dari generasi ke generasi. Salah satu semangat Sunan
Tembayat tersebut adalah “semangat patembayatan”
(semangat pirukunan) terhadap sesama
manusia tanpa memandang agama, suku, budaya, aliran kepercayaan dan lain
sebagianya. Semangat “patembayatan”
atau “pirukunan” inilah yang sejak
dahulu diterapkan oleh Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi) terhadap semua
kalangan, tanpa membedakan agama dan aliran kepercayaan yang ada kala itu.
Sunan
Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi) bisa hidup rukun dengan pemerintahan Kerajaan
Islam Demak, Pajang, hingga Mataram. Bahkan Sunan Tembayat (Sayyid Hasan
Nawawi) juga telah terbukti dapat mengadakan “patembayatan” atau “pirukunan”
kepada murid-murid Syaikh Siti Jennar (Syaikh Lemah Abang) yang telah mendapat
stigma sesat dari beberapa kalangan kala itu. Sunan Tembayat juga bisa
mengadakan “patembayatan” dan “pirukunan” kepada pihak Arya Penangsang
yang didukung oleh Sunan Kudus dan pihak Jaka Tingkir yang didukung oleh Sunan
Kalijaga. Bagi Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi), “patembayatan” merupakan sesuatu yang harus betul-betul dijaga
secara lahir maupun batin.
Sebagai
generasi keturunan Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi), mungkin saja memiliki
semacam tradisi leluhur untuk bisa menebarkan “patembayatan” atau “pirukunan”
kepada siapapun tanpa memandang suku, budaya, agama, ras, derajat, dan
semacamnya. Tidak sepatutnya, seseorang merasa paling benar sendiri. Hanya
ormas keagamaan yang diikutinya saja yang paling benar. Hanya aliran
keyakinannya saja yang paling benar. Hanya kelompoknya saja yang paling benar.
Sebab apabila seseorang memiliki perasaan demikian, tentu saja sangat sulit
untuk menebarkan “patembayatan” atau
“pirukunan” kepada sesama manusia
lainnya.
Akhirnya, mudah-mudahan
para generasi keturunan Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi) bisa meneladani
tradisi atau ajaran “patembayatan” atau
“pirukunan” yang telah diajarkannya. Semoga
semua manusia hidup dalam kerukunan (patembayatan
atau pirukunan) tanpa memandang
agama, kepercayaan, suku, budaya, bangsa, status sosial, dan lain sebagainya. Mudah-mudahan
Tuhan Yang Maha Kuasa memberi pertolongan kepada semua manusia untuk senantiasa
berusaha mengadakan patembayatan atau
pirukunan demi tercapainya kehidupan yang
damai, nyaman dan tentram.
“The
Will springs the knowledge”
(Kemauan
menjadi sumber pengetahuan)
Semoga
welas asih Tuhan menebar ke seluruh alam semesta.
“Sluman,
slumun, slamet. Selameto lek ngemongi jiwo rogo”
(Semoga
dalam situasi dan kondisi apapun mendapatkan keselamatan dan kesejahteraan.
Yakni, selamat dalam mengasuh jiwa dan raga masing-masing)
Muttaqin dan Arif Muzayin Shofwan |
Arif Muzayin Shofwan saat penelitian di Makam Syaikh Subakir Penataran Blitar |
Arif Muzayin Shofwan saat di Kantor MI Miftahul Huda Papungan 01, Kanigoro, Blitar |
Arif Muzayin Shofwan saat meneliti Keris Putut Sajen peninggalan KH. Hadin Mahdi (Mursyid Tharikah Tijaniyyah) Tulungsari, Garum, Blitar, Jawa Timur |
Tentang
Penulis
Arif
Muzayin Shofwan, seorang pria yang memiliki hobi
perpetualang dalam samudera dan benua ilmu pengetahuan ini beralamatkan di Jl.
Masjid Baitul Makmur Sekardangan RT. 03 RW. 09 Papungan, Kanigoro, Blitar, Jawa
Timur. Pria yang kesehariannya belajar, mengajar, diskusi, mengaji, mengkaji, meneliti,
menulis, membaca, menyadari, mengamati, mewaspadai, meditasi, dan berbagai pekerjaan lain
yang tak bisa dijelaskan tersebut dapat dihubungi di nomor HP. 085649706399.
Tes
BalasHapusKalau menghubungi pean gimana caranya.. .
BalasHapusKalaw menghubungi pean gimana caranya?
BalasHapusmaaf min.. kl blh tau nama istri sayyid arif segoropuro siapa?
BalasHapusmohon infonya yg tahu ,siapakah penulis sejarah peteng pangeran puger(PB1),trimakasih.
BalasHapusIzin vopas
BalasHapusMohon izin untuk copas
BalasHapusNasab sayyid hasan nawawi ke atas ada?
BalasHapusAda beberapa versi, versi Hasany seperti pondok Ploso Kediri. Ada 2 versi Husainy, versi Ba'alawi yang sekarang sudah putus nasab ke Rosulullah, dan versi Husainy Robithoh Walisongo. Bisa googling untuk lebih jelasnya.
Hapusada ayah saya punya,beliau masih dzurriyahnya berdasarkan catatan yg di miliki bisa hubungi 088808652120
BalasHapussangat bermanfaat utk saya terima kasih smoga sukses slalu
BalasHapusAlhamdulilah kita doakan amal ibadah beliau diterima oleh Alloh SWT dan bermanfaat.saya bahroni syarif juga masih ada keturunan dari sunan bayat mbah suro dwiryo.yg mengasingkan diri dan mbabat daerah sebanen kediri...
BalasHapusKeturunan Sunan Tembayat dari jalur Blitar sepertinya ada di Prajekan Kab. Bondowoso pendiri ponpes , dan di Dander Kab Bojonegoro juga pendiri ponpes, mereka Kakak beradik kandung. Merintis ponpes dari 0.
BalasHapusAlhamdulillah. Masih ada kok Keturunan dr sunan bayat tiao tahunnya reuni akbar atau pertemuan. Dan masih ada Buku sampai keturunan sekarang.
BalasHapuskomplit gk mas bukunya?
HapusApakah penulis menemukan makam di desa Gedangan ngentrong sebelah Utara Besole yng bernama Mbah wali , mbh paku wojo,atau sir Wendo ,atau zdanur Wendo,kami sangat ingin. Memahaminya. Karena berdasarkan penuturan juru kunci
BalasHapusMaaf dari silsilah keluarga saya masuk disitu, bisakah untuk check ke asliannya silsilah keluarga saya
BalasHapusKeluarga saya masuk di dzuriyah, bisakah untuk mengecheck benar tidaknya dari silsilah keluarga saya
BalasHapus082251379422
Kyai Hasan Besari bukane Ponorogo ya.
BalasHapusNama sama beda orang, yang Ponorogo dari fihak ayah keturunan Raden Fatah dan dari ibu keturunan Sunan Drajat bin Sunan Ampel.
HapusYang saya maksud adalah kyai Ageng Muhammad Besari yang juga dikenal dengan Hasan Besari.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSaya masih trah dari pasuruan winonogan.grati.lebak rejoso segoro puro sama mbah slaga..juga dari istri dari blitar karang tengah..cucu dari mbah iro setro tuliskriyo
BalasHapusSalam dari sanan wetan karang tengah blitar
BalasHapusIni masih bawah buku reuni akbar
BalasHapusKami dari Subang Mbah kardiyah Mbah kamarih bin Mbah marsinah kakek buyut saya jugjugan orang orang apa masih ada trah tersambung nya tulisan diatas
BalasHapusMohon izin copas
BalasHapusMaaf, untuk yang Kyai Ahmad lebak. keliru itu pak... kalo mau yang valid tentang leluhur Kyai Ahmad Lebak, silahkan datang ke pesantren lebak winongan, bisa langsung ketemu putranya (Gus Basit). 🙏
BalasHapusTerima kasih mas Arif, sudah mau berbagai informasi, guna untuk menyambung keluarga, dari yang tidak tahu menjadi tahu.. Semoga jerih payah jenengan diberi imbalan oleh Allah swt. aamiin ya rabbal alamin..
BalasHapusmungkin ada yg punya trah sunan bayat yg di kediri...
BalasHapusadakah catatan keturunan sunan bayat di ponorogo?
BalasHapusSeluruh Keturunan Kyai Muhammad Besari adalah keturunan Sunan Bayar karena Istri beliau merupakan dzuriat dari Sunan Bayat dari jalur Ibu
HapusApakah ini silsilah sunan bayat kelaten?? Adakah keturunannya yg di semarang? Kebetulan saya termasuk, namun masih mencari kebenarannya. Jika ada yg punya silailah lengkap boleh di share ke wa saya 081286143344
BalasHapusAda...gunung Pati Semarang, H.Gunarto
HapusALM KH. Ma'sum Muchsin pendiri ponpes Miftahul ulum branang Lekok Pasuruan juga merupakan keturunan sunan Bayat/Pandanaran II
BalasHapusSaya trah dri blitar dri jlur mbah sya'ban serang bedali.data silsilah ada di masjid agung blitr
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMau tanya orang tua saya dari kediri kakeknya bernama H. Toyib cerita nya msh ada keturunan dari kyai Ageng Pandanaran tapi gak tau silsilahnya
BalasHapusMau nanya ms ak punya manuskrip era Diponegoro kata BP saya punya kakek buyut saya d tulis di kalang Bret Tulung agung mhon penjelasanya .katanya masih ad jalur dari Ponorogo Mataram mhon penjelasan
BalasHapusManuskrip doro Anom Gusti Karso
BalasHapusAlhamdulillah Mugi Mugi bermanfaat ilmunya amin.
BalasHapus