Oleh: Arif Muzayin Shofwan
Arif Muzayin Shofwan adalah lelaki
kelahiran Blitar, 09 Juni 1978. Pernah menuntut ilmu secara formal di TK
Al-Hidayah Papungan 01, lulus tahun 1984, MI Miftahul Huda Papungan 01, lulus
tahun 1991, MTsN Kunir, Wonodadi, Blitar, lulus tahun 1993, kemudian meneruskan
di MAN Tlogo, Kanigoro, Blitar, lulus tahun 1996. Setelah itu menuntut ilmu di
Pondok Pesantren Al-Falah, Trenceng, Tulungagung selama dua tahun dibawah
asuhan KH. Muhammad Arsyad Bushoiri dan berhasil menghatamkan kitab Alfiyyah Ibnu Malik, pada tahun 1998. Ia
kemudian melanjutkan di Pondok Pesantren Darussalam, Gaprang, Kanigoro, Blitar
selama dua tahun dibawah asuhan Kyai Ali Amir, dan sempat diberi ijazah berbagai Hizb al-Auliya serta menghatamkan sorogan kitab Dala’il al-Khairat, pada tahun 2000. Ketika
di Pondok Pesantren Darussalam, ia sempat nyambi
dan menjadi santri kalong di Pondok
Pesantren Manbaul Hidayah dibawah asuhan KH. Muhammad Hafidz Syafi’i hingga
menghatamkan kitab Ihya’ Ulumiddin
karya Imam al-Ghazali.
Setelah
singgah di beberapa pesantren tersebut, kemudian ia berniat menempuh kuliah di
Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-Muslihuun jurusan S1/PAI (lulus tahun 2004).
Pernah kuliah pada jurusan D2/PGSD di Universitas Terbuka UPBJJ Malang (lulus
tahun 2007), dan jurusan S1/PGSD di universitas tersebut (lulus tahun 2009).
Kuliah magister atau S2/PIPS dilaluinya di Universitas Kanjuruhan Malang (UNIKAMA)
pada jurusan PIPS dan (lulus tahun 2009). Pada kesempatan lain, ia pernah
menuntut ilmu di Pondok Pesantren Miftahul Huda Sekardangan, Kanigoro, Blitar
dibawah asuhan KH. Muhammad Hamzah, KH. Nasruddin, KH. Imam Mahdi, KH. Abbas
Faqih, Kyai Mukhtar Fauzi dan lain-lainnya. Di pesantren ini, ia pernah mendapatkan
ijazah
amaliah Dalail al-Khairat (thariqah al-Jazuliyah) dari berbagai
tradisi dan silsilah para guru mursyid. Pernah pula menuntut ilmu di Pondok
Pesantren Al-Kamal, Wonodadi, Blitar selama tiga tahun sewaktu sekolah di MTsN
Kunir dibawah asuhan KH. Zen Masrur, KH. Thohir Wijaya (saat itu sebagai
pengasuh Pesantren Al-Kamal Jakarta) dan KH. Mahmud.
Ia juga pernah
menuntut ilmu di Pondok Pesantren Al-Fattah, Mangunsari, Tulungagung dibawah
asuhan al-Hafidz KH. Abdul Khobir Sirodj selama dua minggu. Saat itu ia berniat
menghafalkan al-Qur’an, tetapi setelah minta restu kepada ibunya tidak
diperbolehkan, maka ia tak jadi menghafalkan al-Qur’an. Saat itu, ia sudah
mempunyai tabungan hafalan tiga juz al-Qur’an. Pernah pula ikut suluk di Pondok Pesantren Pesulukan
Thariqah Agung (PETA), Kauman, Tulungagung, sebuah pesantren thariqah as-Syadziliyah dibawah asuhan
KH. Abdul Jalil Mustaqim. Pernah pula ikut suluk
di Pondok Pesantren Baiturrahmah Malang, sebuah pesantren thariqah al-Naqsyabandiyah al-Uluwiyah dan al-Khalidiyyah dibawah
asuhan KH. Sholehudi Abdul Hayyi Muhyiddin al-Amin. Pernah mengikuti program
al-Qur’an “Metode Qiro’ati” di Pondok
Pesantren Bustanul Mutaallimat, Dawuhan, Blitar dibawah asuhan KH. Ahfas Zen
dan Ustadz Abdullah Farikh. Pernah pula mengikuti kegiatan thariqah al-Tijaniyah dibawah asuhan KH. Hadin Mahdi, Tulungsari,
Garum, Blitar.
Pernah pula
menjadi santri kalong di Pondok
Pesantren Hidayatul Mubtadiin, Kerjen, Srengat, Blitar dibawah asuhan KH. Ahmad
Qosim. Pernah tabarrukan ilmu-ilmu
hikmah di Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Kedungbajul, Trenggalek dibawah asuhan
KH. Muhammad Ibnu Mu’thi. Selain itu, ia juga pernah suluk pada thariqah
al-Naqsyabandiyah di Pondok Pesulukan Thariqah An-Naqsyabandiyah yang
diasuh Kyai Muhammad Makki, Bandung, Tlogo, Blitar. Ia juga pernah aktif dalam
komunitas Penyiaran Shalawat Wahidiyah, Kedunglo, Kediri, sebuah thariqah al-Wahidiyyah yang didirikan
oleh KH. Abdul Hamid Madjid dan diteruskan putra-putranya yaitu KH. Abdul Hamid
dan KH. Abdul Latif. Pernah suluk pada
thariqah as-Siddiqiyah dibawah asuhan
KH. Mukhtar Mukti, Losari, Jombang. Pernah suluk
pada thariqah al-Satthariyah dibawah
asuhan Kyai Mahrosin, Selopuro, Blitar. Pernah suluk pada thariqah
al-Akmaliyah dan thariqah
al-Maulawiyah dengan Tarian Whirling-nya,
dibawah asuhan KH. Muhammad Agung Priyo Kusumo, Blitar.
Pernah belajar
meditasi Reiki Tummo, Reiki Usui, Reiki Kundalini dibawah asuhan KH. Muhammad
Agung Priyo Kusumo (mantan Kabag Keuangan BNI Cabang Blitar). Sebelum itu, ia
juga sempat belajar Reiki Usui tradisi Jepang dibawah asuhan Master Aquandro
Lutfi Blitar. Sempat pula belajar berbagai tradisi reiki dari karya-karya
Effendy Firmansah, Anand Khrisna dan lain-lainnya. Pernah pula belajar tenaga
dalam pada Padepokan Tenaga Dalam “Buana Suci” dibawah asuhan Ustadz Nurhayat
Bakri dan Ustadz Habib Ahmad Bakri, Pakel, Kanigoro, Blitar. Pernah ikut pula
dalam komunitas Tenaga Dalam dan Pencak Silat “Basmallah” dibawah asuhan Drs.
Sunaryo, kota Blitar. Pernah belajar meditasi melalui buku-buku New Age dan lain sebagainya. Pernah pula
menimba ilmu meditasi kepada Bhikku Sugano Canda (dari Malaysia) dalam acara talkshow “Festival Buddish se-Asia” pada
hari Sabtu, 22 Juni 2013 di Surabaya.
Pernah bersentuhan
dengan ilmu Jawa-Dwipa serta diskusi hal tersebut dengan Eyang Sutomo
Atmowidjojo (Malang), Eyang Paniran (Bantengan, Blitar), Eyang Marsudi Tomo (Bapa
Yatiran) selaku wakil wirid/guru mursyid Purwa Ayu Mardi Utama (Dermojayan,
Blitar) Ki Jadug Donoroso (Blitar) Eyang Gelung Kusumo (Bendosewu, Talun, Blitar),
Ki Jawoko (Jatimalang, Blitar), Mbah Mayar atau Bayan Ulo (Sekardangan,
Blitar), Ki Narko Sabdo (Karangtengah, Blitar), Eyang Tugiman (Darungan,
Blitar), Mbah Bejan atau Mbah Kasan Syuhadak (Dermojayan, Blitar) dan lain-lainnya.
Baginya, menuntut ilmu merupakan sebuah kewajiban “min al-mahdi, ila al-lahdi”
(dari ayunan hingga ke liang lahat). Kewajiaban manusia di bumi, dalam konsep
Islam selalu berprinsip pada doa “robbi zidni ilma” (Ya Tuhanku,
tambahkanlah pada saya ilmu pengetahuan [apa saja, tanpa pandang bulu]). Jika
Sang Nabi panutan, yang bersifat cerdas (al-fathanah)
saja selalu berdoa seperti ini, maka umatnya pun tentu juga harus mengikutinya.
Tak ada alasan untuk fanatik terhadap apapun dan siapapun, atau golongan
apapun, serta tidak ada alasan untuk merasa paling benar sendiri.
Selain itu, ia
pernah pula diskusi meditasi Buddhis secara langsung dengan Bhikku Sukhito
Thera di Vihara Samaggi Jaya, kota Blitar dan Vihara Buddha Sasana, Selorejo,
Blitar. Secara tidak langsung, ia juga belajar meditasi Buddhis dari buku-buku
karya Bhikku Uttamo Mahathera, Bhikku Pannavaro Mahathera, Bhikku Jayamedo, dan
bhikku-bhikku lain, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Ia pernah juga
aktif dalam komunitas Purwa Ayu Mardi Utama yang didirikan oleh RM.
Djojopoernomo (Temuguruh, Sempu, Banyuwangi) serta pernah menjadi sekretaris
Paguyuban Meditasi Natural Healing, yang didirikan oleh KH. Muhammad Agung
Priyo Kusumo di Blitar. Ia pernah pula mendirikan Universal Reiki Meditation (URM) bekerjasama dengan Indonesian Holistic Healing Center
(IHHC) pimpinan Master Aquandro Lutfi Blitar. Bagi penulis, meditasi yang merupakan kegiatan
merenung, mempunyai persamaan dengan tafakkur
(merenung akan kebesaran Tuhan) dalam tradisi agama Islam. Meditasi juga mempunyai
persamaan dengan istilah dialektika dalam tradisi filsafat.
Pengalaman
organisasinya adalah pernah menjadi ketua Remaja Masjid (REMAS) di Masjid
Baitul Makmur didusun tempat kelahirannya pada tahun 1998. Pernah aktif dalam
komunitas Lembaga Pelindung & Pelestari Budaya Nusantara (LP2BN) setiap
malam bulan purnama di Candi Palah Penataran Blitar dibawah pimpinan Aris
Sugito. Pernah aktif dalam kegiatan Ikatan Pemuda Nahdlatul Ulama (IPNU)
ranting Papungan, Kanigoro, Blitar. Pernah aktif dalam komunitas Forum
Silaturrahmi Mahasiswa (FOSIM) di Lembaga Pendidikan Dakwah Masjid Agung (LPDM)
kota Blitar, serta pernah menjadi pengurus di lembaga tersebut sebagai ketua
bagian kesiswaan. Pernah aktif dalam diskusi-diskusi dalam komunitas Kalifa Society Blitar, Majelis Agama
Buddha Theravada (MAGHABUDI) Blitar, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
(PMII) Blitar, LAKPESDAM NU, Sitas Desa, dan lain-lainnya.
Pernah menjadi
ketua dewan kepesantrenan Hidayatullah kota Blitar yang berkantor di
Plosoarang, Blitar. Pernah aktif dalam kegiatan Ikatan Seni Hadrah Republik
Indonesia (ISHARI), dan juga pernah terdaftar sebagai anggota Ehipassiko Family
Club (EFC), sebuah komunitas lintas agama yang didirikan oleh Ehippasko Foundation Jakarta dan
bergerak dibidang kemanusiaan. Ia juga pernah terlibat dalam kegiatan Partai
Kebangkitan Nasional Umat (PKNU) di Blitar. Pernah menjadi pengurus Majelis
Taklim Al-Arifun, Bence, Garum, Blitar asuhan Kyai Syarifuddin. Pernah aktif
sebagai anggota Nahdlatul Ulama dan hingga sekarang tercatat sebagai anggota
Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PERGUNU) di Blitar. Pernah pula tercatat
sebagai Tim Inti Pusat Studi Agama dan Multikulturalisme (PUSAM) yang diketuai oleh
Prof. Dr. Syamsul Arifin, M.Si., pada program Pascasarjana Universitas
Muhammadiyah Malang pada tahun 2013 dengan nomor SK. E.7.a/1395/PPs.
UMM/XII/2013.
Pernah menjadi
pengajar di Madrasah Diniyah Pondok Pesantren Miftahul Huda, mengampu mata
pelajaran nahwu-sharaf (gramatika
bahasa Arab), dibawah pimpinan Ustadz. Kyai Drs. Muhammad Tasrifin, M.Pd.I. Di
pesantren tersebut, ia juga pernah menjadi sekretaris “Jamaah Terong” (sebuah
jamaah pengajian sederhana di dusun yang setelah selesai mengaji, lalu
makan-makan dengan nasi dan sambal terong) dibawah pimpinan Gus Muhammad Yasin
Fakih. Pernah pula mengisi kajian-kajian tasawuf kitab al-Hikam karya Syaikh Ibnu Athoillah as-Sakandary, setiap malam
Jum’at dalam komunitas “Ngaji Melekan Bengi” (komunitas ngaji orang-orang tua) dibawah asuhan KH. Muhammad Agung Priyo
Kusumo kota Blitar. Selain itu, ia juga
pernah mengisi kajian Pondok Pesantren Ramadhan SMKN Nglegok 02, mengisi
kajian-kajian komunitas Hidayatullah Blitar, dan mengisi kajian nahwu-sharaf diberbagai lembaga lainnya.
Dalam
pertualangannya, ia juga sempat berkunjung di Kelenteng Tri Dharma Konghucu kota
Blitar, vihara-vihara umat Buddha, pura-pura umat Hindu, gereja-gereja umat
Kristen-Katholik dan lain-lainnya. Dalam hal ini, ia juga pernah mengisi kuliah
tujuh menit (kultum) dan doa dalam acara “Buka Bersama”, pada saat puasa Ramadhan
bersama abang becak sekota Blitar di Gereja Santo Yusuf Blitar pada hari
Jum’at, 10 Agustus 2012. Ia juga pernah berkunjung ke berbagai padepokan
seperti: Padepokan Sapto Dharmo, Padepokan Padhang Jiwo, Pesanggrahan Eyang
Djoego, Pesanggrahan Djojodigdan dan lain-lainnya. Ia juga sempat berkunjung ke
sandranan-sadranan atau petilasan-petilasan yang masih dilestarikan sebagian
masyarakat Jawa, diantaranya: petilasan Nyi Ageng Sekardangan, petilasan Prabu
Jayabaya Kediri, petilasan Eyang Jabal Gading, petilasan Eyang Dipoyono,
petilasan Eyang Buddho, petilasan Eyang Dermojoyo, petilasan Eyang Kubur Dowo
dan lain-lainnya.
Pekerjaan yang
pernah ia alami adalah pernah menjadi karyawan foto copy “Toko Raya Indah” dan “Toko
Prima” Blitar. Pernah menjadi guru tidak tetap (GTT) di SDN Gaprang 03,
Kanigoro, Blitar pada tahun 2005-2009. Pernah menjadi makelar dan menekuni biro
jasa jual beli tanah dan rumah serta sempat bergabung dengan The Mahakam Regency Blitar pada tahun
2012. Pada tahun 2002 pernah pula hijrah
ke Jakarta selama dua bulan dalam rangka mengikuti perekrutan artis sinetron
oleh PT. Qisas Production House sampai babak final, lalu ketika babak
grand-final tidak ia lanjutkan. Hingga saat ini, ia masih tercatat sebagai guru
tetap yayasan (GTY) di MI Miftahul Huda Papungan 01, Sekardangan, Kanigoro,
Blitar. Hingga saat ini pula, ia juga masih tercatat sebagai ketua divisi
multikultural di The Post Institute
Blitar. Penggemar musik Kitaro dan musik-musik bernuansa alam ini bisa
dihubungi di 085-649-706-399 atau surat elektronik, email: arifms78@yahoo.co.id.
saya atas nama BPK. SAMSUL dari MADURA ingin mengucapkan banyak terimah kasih kepada MBAH KARYO,kalau bukan karna bantuannya munkin sekaran saya sudah terlantar dan tidak pernaah terpikirkan oleh saya kalau saya sdh bisa sesukses ini dan saya tdk menyanka klau MBAH KARYO bisa sehebat ini menembuskan semua no,,jika anda ingin seperti saya silahkan hubungi MBAH KARYO no ini 082301536999 saya yakin anda tdk akan pernah menyesal klau sudah berhubungan dgn MBAH KARYO dan jgn percaya klau ada yg menggunakan pesan ini klau bukan nama BPK. SAMSUL dan bukan nama MBAH KARYO krna itu cuma palsu.m
BalasHapusMaaf koreksi saja thoriqoh Shiddiqiyyah Mursyid kyai Muktar Mu'thi ploso jombang yang benar bukan as Shiddiqiyyah..kalau as Shiddiqiyyah bukan thoriqoh.tks
BalasHapus