Oleh:
Arif Muzayin Shofwan
"Menulislah kawan!. Apapun juga bisa dapat kalian tulis. Tulis dan tulis!. Mudah-mudahan bermanfaat kini dan mendatang"
(Anonim)
"Menulislah kawan!. Apapun juga bisa dapat kalian tulis. Tulis dan tulis!. Mudah-mudahan bermanfaat kini dan mendatang"
(Anonim)
Kiai
Ageng Ponco Suwiryo yang sering disebut “Mbah Ponco” memiliki beberapa nama
lain, di antaranya: Sayyid Bukhori Mukmin atau Kiai Suwiryo Hadi Kesumo. Beliau
merupakan teman seperjuangan Kiai Kasan Mujahid, seorang ulama pendiri Masjid
Baitul Hasanah yang berada di Mbrebesmili Santren, Bedali, Purwokerto, Srengat,
Blitar.
Dikisahkan
bahwa Kiai Ageng Ponco Suwiryo atau Sayyid Bukhori Mukmin dalam kehidupannya
memiliki tiga istri dan sembilan putra yang semuanya menjadi seorang
ulama pada zamannya. Dari sembilan putra tersebut, Kiai Ageng Raden Mas Djojopoernomo merupakan putra angkat yang sangat dihormati oleh Kiai Ageng Ponco Suwiryo. Adapun sembilan putra Kiai Ageng Ponco Suwiryo, seorang kiai agung yang makamnya dalam areal “Pemakaman Auliya Mbrebesmili Santren” Bedali, Purwokerto,
Srengat, Blitar, di antaranya:
1.
Kiai Ageng Raden Mas
Djojopoernomo (Pangeran Papak Nata Praja cucu Nyi Ageng Serang, seorang
Pahlawan Nasional). Beliau merupakan pendiri Pirukunan Purwa Ayu Mardi Utama
(PAMU). Makam beliau berada di Tojo, Temuguruh, Banyuwangi.
2.
Kiai Siddiq. Beliau
ini juga berada di Banyuwangi hingga akhir hayatnya.
3.
Kiai Tabri. Beliau
ini juga berada di Banyuwangi hingga akhir hayatnya.
4.
Kiai Baurejo. Beliau
berada di Karangkates, Malang hingga akhir hayatnya.
5.
Kiai Joyodiguno.
Beliau berada di Sumberpucung, Malang hingga akhir hayatnya.
6.
Kiai Mardi Utomo
(Mbah Jayus). Beliau berada di Sumberpucung hingga akhir hayatnya.
7.
Kiai Kandar. Beliau
berada di Kediri hingga akhir hayatnya.
8.
Kiai Wiryontono.
Beliau merupakan salah satu ulama yang mbabat masjid pertama di desa Plosorejo,
Kademangan, Blitar.
9.
Sayyid Abdullah
Sulaiman. Beliau berada di Mbrebesmili Santren, Bedali, Purwokerto, Srengat,
Blitar hingga akhir hayatnya. Dan dimakamkan dalam areal Makam Auliya
Mbrebesmili Santren, Bedali, Purwokerto, Srengat, Blitar.
Adapun
silsilah nasab Kiai Ageng Ponco Suwiryo (Sayyid Bukhori Mukmin) ke atas
bersambung pada Kiai Ageng Tunggul Wulung + Roro Ayu Surti Kanti. Berikut silsilah
nasab Kiai Ageng Ponco Suwiryo:
1.
Kiai Jamas
Mashuri/Kiai Tunggul Wulung/Ki Ageng Kebo Dhungkul menikah dengan Roro Ayu
Surti Kanti memiliki dua putra yaitu: (1) Kiai Nur Hidayatullah; (2) Nyai Ageng
Genter Nur Aini.
2.
Kiai Nur
Hidayatullah memiliki satu putra bernama Kiai Haryo Sumo Nur Hidayatullah.
3.
Kiai Sumo Nur
Hidayatullah memiliki tiga putra, yaitu: (1) Kiai Sambi Nur Hidayatullah; (2)
Kiai Mujang Nur Hidayatullah; dan (3) Kiai Puspo Nur Hidayatullah.
4.
Kiai Puspo Nur
Hidayatullah memiliki satu anak bernama Ki Ageng Ronggo/ Kiai Jimat.
5.
Ki Ageng Ronggo/Kiai
Jimat memiliki dua putra yaitu: (1) Ki Ageng Atmo Wulung; dan (2) Ki Ageng Guno
Suwiryo.
6.
Ki Ageng Atmo Wulung
memiliki dua putra yaitu: (1) Kiai Mojo; dan (2) Kiai Majasto.
7.
Kiai Mojo memiliki
dua putra yaitu: (1) Kiai Tojo Diningrat; dan (2) Kiai Kunto Diningrat.
8.
Kiai Tojo Diningrat
memiliki dua putra yaitu: (1) Kiai Jayeng Katon/Kiai Kendil Wesi; dan (2) Kiai
Hadi Kesumo/Kiai Cokro Wesi.
9.
Kiai Jayeng Katon/Kiai
Kendil Wesi memiliki dua putra yaitu: (1) Kiai Niti Rejo; dan (2) Nyai Ageng
Sumiyati.
10.
Kiai Niti Rejo
memiliki dua putra yaitu: (1) Kiai Ageng Ponco Suwiryo/ Kiai Ageng Suwiryo Hadi
Kesumo/ Sayyid Bukhori Mukmin. Beliau wafat dan dimakamkan di areal “Makam
Auliya Mbrebesmili Santren”, Bedali, Purwokerto, Srengat,Blitar; dan (2) Kiai
Suryo Hadi Kesumo/ Kiai Senari Wadad/ Sayyid Marzuqi/ Sayyid Marsuki yang dimakamkan di Banyakan, Kediri, Jawa Timur dan biasa digunakan sebagai kirab ritual pusaka oleh warga setempat.
Adapun
beberapa tokoh yang dimakamkan dalam areal “Makam Auliya Mbrebesmili Santren”
Bedali, Purwokerto, Srengat, Blitar lainnya adalah:
1.
Kiai Ageng Syakban
Gembrang Serang/ Kiai Ageng Syakban Tumbu (merupakan putra Kiai Ageng Raden
Muhammad Qosim [Eyang Kasiman/Mbah Kasiman] dari istri pertama, yang yayasannya
berada di Utara Masjid Agung Kota Blitar. Adapun istri Kiai Ageng Syakban
Gembrang Serang berasal dari Kalangbret, Tulungagung, dan masih keturunan Kiai
Ageng Mangun Witono (Syaikh Hasan Ghozali) pendiri Masjid Tiban Al-Istimrar,
Kalangbret, Tulungagung.
2.
Nyai Marfuatun dan
Kiai Ageng Kasan Mujahid (menantu Kiai Ageng Syakban Gembrang Serang/ Kiai
Syakban Tumbu)
3.
Kiai Ageng Muhammad
Asrori (seorang ulama Pendiri Masjid Al-Asror, Kedungcangkring, Pakisrejo,
Srengat, Blitar dan putra Kiai Ageng Syakban Gembrang Serang).
4.
Kiai Kembang Arum
(Konon makamnya dahulu kala selalu berbau harum wangi)
5.
Kiai Imam Kastawi
dan istrinya
6.
Kiai Imam Nawawi dan
istrinya
7.
Kiai Munasir dan
istrinya
8.
Mbah Banjir (Konon
disebut “Mbah Banjir” sebab dahulu kala dia mengamalkan sebuah ilmu kadigdayaan
hingga kebanjiran ilmu tersebut yang akhirnya menjadikannya seperti orang yang
tidak waras)
9.
Sayyid Abdullah
Sulaiman.
10.
Dan beberapa tokoh
masa lalu lainnya.
Demikian
sekelumit kisah ini saya akhiri. Mudah-mudahan membantu para generasi penerus
yang ingin “ngumpulne balung pisah” yang
telah perpuluh-puluh tahun bahkan beratus-ratus tahun telah hilang dan
terpisah-pisah. Mudah-mudahan Allah Yang Maha Kuasa senantiasa memberi
pertolongan kepada semua hamba-Nya. Mudah-mudahan Allah melestarikan
pirukunan/patembayatan kepada semua makhluk yang dikehendaki-Nya. Tentang
Penulis: Arif Muzayin Shofwan, yang beralamtkan di: Jl. Masjid Baitul Makmur Sekardangan RT.
03 RW. 09 Papungan, Kanigoro, Blitar, Jawa Timur. Kode Pos: 66171. HP.
085649706399.