Oleh:
Arif Muzayin Shofwan
“Menulislah!
Sesederhana apapun tulisan itu.”
(Prof.
Dr. Syamsul Arifin, M.Si.)
Kali
ini, saya menelusuri tokoh yang bernama Mbah Kyai Haji Abu Bakar yang makamnya
berada dalam areal “Kubur Dowo”
Tlogo, Kanigoro, Blitar. Saya bertanya kepada Mbah Tobroni yang merupakan
keturunan Mbah Kyai Haji Abu Bakar Tlogo, Kanigoro, Blitar. Mbah Tobroni yang
rumahnya berada di timur bagian Utara Mbah Kyai Haji Hafidz Syafii Tlogo
menyatakan bahwa Mbah Kyai Haji Abu
Bakar merupakan ulama pertama desa Tlogo. Sedangkan Mbah Kyai Reso Wijoyo merupakan umara
(pemegang pemerintahan) pertama desa Tlogo, lalu dilanjutkan putranya yakni
Mbah Kyai Ponco Wijoyo yang menjadi
kepala desa (lurah) pertama desa Tlogo. Lanjut Mbah Tobroni yang menyatakan
bahwa Mbah Kyai Haji Abu Bakar memiliki tiga istri. Dia tak menyebutkan berapa
jumlah anak beliau yang hingga saat ini berkembangbiak menurunkan cucu, cicit, canggah, wareng, gantung siwur, debog bosok,
dan lain sebagainya.
Mbah
Tobroni juga menjelaskan bahwa pohon yang ditanam oleh Mbah Kyai Haji Abu Bakar
dulu berupa pohon Sawo. Konon sandi atau tanda atau tetenger berupa
pohon Sawo merupakan trah dari Panembahan Sawo Ing Kajoran. Hal ini
banyak dijelaskan oleh Raden Ayu Linawati Djojodiningrat, sang srikandi Ranji
Sunan Tembayat, Wangsa Kajoran, dan lain sebagainya. Lanjut Mbah Tobroni bahwa Mbah Kyai Haji Abu Bakar nantinya juga besanan dengan Mbah Reso Wijoyo kemudian tradisi besanan itu juga diteruskan keturunan-keturunan berikutnya, seperti
Mbah Kyai Ponco Wijoyo dan lain sebagainya. Dari sinilah, maka bisa dikatakan
bahwa satu desa Tlogo itu sebenarnya masih berhubungan sanak famili atau kekerabatan.
Bahkan bani (anak keturunan) dari Mbah Kyai Haji Abu Bakar hampir memenuhi
sebagian wilayah desa Tlogo.
Selanjutnya,
apabila saya sinkronkan dengan beberapa tokoh seperti Mbah Kyai Raden Setro Atmo dan Mbah
Kyai Raden Tirto Sentono (Sekardangan), Mbah Kyai Raden Muhammad Qasim dan Raden Ndoro Tedjo (puncak Gunung Pegat), Mbah Raden Ngabehi Wirogati (Jatimalang), maka Mbah
Kyai Haji Abu Bakar hidup sezaman dengan beberapa tokoh yang saya sebutkan
tersebut. Hal tersebut saya pelajari dari beberapa generasi yang berikutnya,
yakni rata-rata tokoh yang saya sebutkan itu memiliki keturunan generasi ke-6,
7, 8, dan 9-an. Dengan demikian mereka hidup pada saat setelah atau pas terjadinya rentetan perpolitikan
Kerajaan Mataram Islam ketika dipimpin oleh Amangkurat I. Adapun bukti bahwa
generasi keturunan Mbah Kyai Haji Abu Bakar menempati urutan generasi yang
telah saya sebutkan di atas dapat dipersembahkan sampel sebagai berikut. Yakni,
sampel silsilah Mbah Kyai Haji Abu Bakar yang makamnya berada di areal “Kubur Dowo” Tlogo, Kanigoro, Blitar, ke
bawah adalah sebagai berikut:
1.
Mbah
Kyai Hasan Benawi (makam berada di Bagelenan, Jawa Tengah),
berputra:
2.
Mbah
Kyai Haji Abu Bakar (makam berada dalam areal “Kubur Dowo” Tlogo, Kanigoro, Blitar),
berputra:
3.
Mbah
Nyai Nasibah (istri Mbah Haji Ali dan makamnya berada di
barat makam Mbah Kyai Hafidz Syafii, pendiri Pondok Pesantren Mambaul Hidayah
Tlogo, Kanigoro, Blitar), berputra:
4.
Mbah
Nyai Artinah (istri dari Mbah Haji Abdul Karim, Tlogo,
Kanigoro, Blitar), berputra:
5.
Mbah
Nyai Rosyidah (istri dari Mbah Kyai Hambali, Tumpang,
Talun, Blitar), berputra:
6.
Mbah
Nyai Ruhannah (istri dari Mbah Abdul Karim, Tumpang,
Talun, Blitar), berputra:
7.
Siti
Badriyah (istri dari Bapak Komaruddin, Tumpang, Talun, Blitar),
berputra:
8.
Ervina
Agustin (istri dari Muhammad Jalaluddin bin Tamam bin Thahir
bin Munawwar dari Sakardangan. Yakni, salah satu putra dari Mbah Tamam Thahir
yang pernah mondok di Pesantren Al-Falah Trenceng, Sumbergempol, Tulungagung),
berputra:
9. Muhammad Naufal
Az-Zamzami
Berdasarkan
hal di atas, generasi Mbah Kyai Haji Abu Bakar hingga sekarang menempati
generasi ke-8, bahkan menempati urutan generasi ke-9 dalam sampel yang lainnya.
Selanjutnya, di areal makam “Kubur Dowo”
tersebut juga dimakamkan beberapa tokoh ulama
(ahli ilmu agama Islam) dan umara
(ahli pemegang pemerintahan desa Tlogo) yang dikuburkan, di antaranya:
1.
Mbah
Kyai Rangga Rusik (merupakan makam terkuno di dalam areal “Kubur Dowo” Tlogo, Kanigoro, Blitar.
2.
Makam
Kyai Kubur Dowo (merupakan makam panjang sekitar 6 meter
untuk menguburkan berbagai pusaka dari Kerajaan Mataram Islam yang dibawa oleh
tokoh-tokoh kala itu).
3.
Mbah
Kyai Imam Baghowi (ayah dari Mbah Kyai Sibaweh pendiri Pondok
Pesantren Al-Muslihuun, Tlogo, Kanigoro, Blitar)
4.
Mbah
Kyai Sibaweh (anak dari Mbah Kyai Imam Baghowi dan
murupakan santri dari Mbah Kyai Muhammad
Kholil Bangkalan serta murid dari Mbah
Kyai Muhammad Sholeh, Kuningan, Kanigoro, Blitar).
5.
Kyai
Mahfudz (beliau merupakan guru saya di bidang ilmu fikih dan
semacamnya. Yakni, pada saat saya menimba ilmu di bangku Madrasah Aliyah Negeri
Tlogo).
6.
Kyai
Mujib Masyhud (beliau merupakan guru saya saat menimba
ilmu di Madrasah Aliyah Negeri Tlogo). Istri beliau Ibu Istianah merupakan
teman ibu saya mengajar di MI Miftahul Huda Papungan 01 Sekardangan).
7.
Kyai
Mujab Masyhud Al-Buntuwi (beliau merupakan salah satu ulama yang
ahli membuat azimat dan rajah. Beliau juga yang menulis kitab ringkasan tauhid
Mbah Kyai Sibaweh. Sampai akhir hayatnya, beliau tidak menikah. Saya pernah
diajak Kang Syafiuna ke tempat beliau ini di dusun Buntu, desa Tlogo, kecamatan
Kanigoro, kabupaten Blitar. Beliau ini merupakan saudara kandung dari Kyai Mujib
Masyhud di atas.
8.
Kyai
Purnomo (Kyai Sangidu), merupakan salah satu ulama imam
mushalla Al-Munawwir Sekardangan yang juga dimakamkan dalam areal “Kubur Dowo” Tlogo. Beliau juga masih
keturunan Mbah Kyai Haji Abu Bakar tersebut.
Demikianlah
penelusuran dan napak tilas saya di makam “Kubur
Dowo” Tlogo, Kanigoro, Blitar. Khususnya penelusuran tokoh Mbah Kyai Haji Abu Bakar yang konon
merupakan ulama pertama desa Tlogo, kecamatan Kanigoro, kabupaten Blitar. Akhir
kata, saya berterima kasih kepada Mbah Tobroni yang telah memberikan berbagai
informasi tentang tokoh Mbah Kyai Haji Abu Bakar serta informasi-informasi lain
yang saya butuhkan. Mudah-mudahan Tuhan memberikan kebahagiaan bagi semua orang
dan tokoh yang dimakamkan dalam areal “Kubur
Dowo” Tlogo. Mudah-mudahan Tuhan memberikan berkah kepada semua kawan-kawan
saya. Mudah-mudahan Tuhan memberi keselamatan lahir dan batin bagi semuanya.
Amin, amin, amin. Ya Rabbal Alamin.
“Today’s
egg is better that the chicken of tomorrow”
(Telur
hari ini lebih baik daripada ayam esok hari)
“Sluman,
slumun, slamet. Selameto lek ngemongi jiwo rogo”
(Semoga
dalam situasi dan kondisi apapun mendapatkan keselamatan dan kesejahteraan.
Yakni, selamat dalam mengasuh jiwa dan raga masing-masing)
Areal "Makam Kubur Dowo" Tlogo, Kanigoro, Blitar. Di tempat tersebut dimakamkan Mbah Kyai Abu Bakar, Mbah Kyai Baghowi, Mbah Kyai Sibaweh, dan lain-lainnya. |
Tentang
Penulis
Arif
Muzayin Shofwan, seorang pria yang berbau kuburan, kijing,
maesan, kembang boreh, kembang kanthil, kembang kenongo dan segala macam
bau-bauan ini beralamatkan di Jl. Masjid Baitul Makmur Sekardangan RT. 03 RW.
09 Papungan, Kanigoro, Blitar, Jawa Timur. Pria yang yang sering dipanggil oleh
Kyai Muhammad AP dengan sebutan “Ki
Gadhung Melathi” atau “Mbah Pasarean”
tersebut dapat dihubungi di nomor HP. 085649706399.
saya atas nama BPK. SAMSUL dari MADURA ingin mengucapkan banyak terimah kasih kepada MBAH KARYO,kalau bukan karna bantuannya munkin sekaran saya sudah terlantar dan tidak pernaah terpikirkan oleh saya kalau saya sdh bisa sesukses ini dan saya tdk menyanka klau MBAH KARYO bisa sehebat ini menembuskan semua no,,jika anda ingin seperti saya silahkan hubungi MBAH KARYO no ini 082301536999 saya yakin anda tdk akan pernah menyesal klau sudah berhubungan dgn MBAH KARYO dan jgn percaya klau ada yg menggunakan pesan ini klau bukan nama BPK. SAMSUL dan bukan nama MBAH KARYO krna itu cuma palsu.m
BalasHapusSaya sangat menyukai dan sangat ingin sekali tahu lebih banyak tentang kubur dowo karena saya yg sekarang ada di lampung, pernah mendapat informasi bhw saya adalah salah satuketurunan dr mbah reso wijoyo, saya inhin sekali mengetahui silsilah keluarga saya
BalasHapusSy juga ingin mengatahui sejara telogo
BalasHapusSy ingin mengetahui sejara kata ada telaga tapi sy blum tahun
Terimakasih sejarah tentang kuburdowo,,Abah guru saya dulu juga pernah mondok di pondok Mbah kyai sibaweh..
BalasHapusMenurut informasi yg saya Terima mbah haji abu bakar mempunyai putra sembilan orang, 1. Mbah haji ngisi 2. Mbah haji ngalu 3. Mbah haji tohir 4. Mbah mau nah mujaed, 5. Mbah dulah, 6. Mbah abu kasan, 7. Mbah masfufah, 8. Mbah munajad, 9 mbah sarbani.
BalasHapusSemua dari putra mbah haji abu bakar berdomisili di tlogo. Ada nama nama unik dari cucu mbah haji abu Bakar yaitu putra dari mbah hajat semua putra putrinya ber awalan TAL yaitu: Talmi, talkah, talmosani, talmokari, talmojari, taliahmad, talmoasir, talmoarip.
BalasHapusJika ingin menelusuri anak turun dari mbah haji abu bakar di tlogo yg masih ada pada level cucu mbah haji ngiso cucu yg masih ada bapak tasdik, kiyai mukti sembon, kiyai hasib sembuh, bapak haji irfan sekardangan. Kiyai muslim muhyidin tlogo, dari mbah haji Ngalu cucunya, kiyai haji Imam sughrowardi pondok APIS Nggondakiyai rofi'i,
BalasHapusKiyai Mad Damiri tumpang, bapak malik, cucu dari mbah haji tohir cucu yg ada bapak haji muslim, haji mansurah Garum, bapak suhadi Sulawesi, MBAH MAU NAH cucu yg ada kiyai Nurcholis ngegong, kiyai Muhtar om tlogo, bapak sudar bumiayu, MBAH DULAH cucunya kiyai ridwan tlogo, modin Rudi pristiwa naharin /RIRIN, Didik PJKA, Probo..
BalasHapus