Rabu, 09 November 2016

MENELUSURI KETOKOHAN MBAH KYAI RADEN IMAM SEJATI CIKAL BAKAL DUSUN BANJAREJO DESA BANGSRI KECAMATAN NGLEGOK KABUPATEN BLITAR



Oleh: Arif Muzayin Shofwan

Kata guru saya:

Menulislah! sesederhana apapun tulisan itu.”
(Prof. Dr. Syamsul Arifin, M.Si.)

Hari ini saya diajak Mbah Jawoko menelusuri makam seorang tokoh yang bernama Mbah Kyai Raden Imam Sejati di dusun Banjarejo, desa Bangsri, kecamatan Nglegok, kabupaten Blitar. Mbah Jawoko mengatakan bahwa Mbah Kyai Raden Imam Sejati zaman dulu mendirikan sebuah rumah, masjid, dan pesantren berada di sekitar makam beliau yang sekarang dipelihara oleh sebagian warga. Lanjut Mbah Jawoko bahwa banyak sekali para kyai di seputar kota dan kabupaten Blitar yang juga berziarah di makam Mbah Kyai Raden Imam Sejati tersebut. Konon ada banyak pula paranormal di seputar kota dan kabupaten Blitar yang berziarah ke makam tokoh ini. Saya juga tidak bertanya kepada Mbah Jawoko untuk apa para kyai dan paranormal itu berziarah ke makam tokoh tersebut.

Bagi saya, ziarah ke makam para tokoh cikal-bakal bukan untuk berbuat musyrik syirik. Walau mungkin ada yang berbuat demikian. Dalam melakukan ziarah ke makam-makam kuno, saya hanya ingin mengkaji dan mempelajari rekam jejak tokoh yang telah dimakamkan tersebut. Bahkan dalam pribadi saya sendiri, tak ada yang namanya tawasul dan minta berkah kepada tokoh yang sudah wafat. Walaupun mungkin ada istilah “tawasul”, akan tetapi dengan makna tanda petik. Ah, lagi-lagi harus mengkaji tawasul kepada tokoh kuno, tentu saja hanya perbuatan saya pribadi sendiri yang harus saya pertanggungjawabkan kepada Tuhan, bukan meminta bantuan kepada para wali supaya dia memintakan ampun dosa-dosa saya kepada Tuhan atau supaya memintakan hajat dunia saya kepada-Nya. Aduh, mohon maaf, saya harus ngelantur sebentar agar tidak terlalu mengagungkan dan mengkeramatkan kuburan para wali dan tokoh-tokoh yang dianggap keramat.

Kembali mengenai kajian tentang makam Mbah Kyai Raden Imam Sejati di atas. Perlu diketahui bahwa lokasi makam Mbah Kyai Raden Imam Sejati yang terletak di dekat sumber air (mbelik: bahasa Jawa), sungai, sawah dan dikelilingi pohon yang rindang membuat suasana di sekitar makam terasa sejuk sekali. Kata Mbah Jawoko: “Gus, aura makame Mbah Imam Sejati puenak lan alus yo?.” (Gus, aura makam Mbah Imam Sejati enak dan halus ya?). Jawabku: “Iyo, penak jane hawane kene. Adem cedek mbelik, kali, sawah yang semilir. Sayange seputar makame nggak dirawat apik lan resik.” (Iya, enak sebenarnya udara di sini. Sejuk karena dekat dengan sumber air, sungai, sawah yang semilir anginnya. Sayangnya, sekitar makam tersebut tidak dirawat dengan baik dan bersih).

Saat saya dan Mbah Jawoko berada dalam lokasi makam Mbah Kyai Raden Imam Sejati di dusun Banjarejo, desa Bangsri, kecamatan Nglegok, kabupaten Blitar tampak beberapa batu bata yang besar-besar sebagaiamana batu-bata model kuno. Di tempat tersebut, juga tampak beberapa kayu yang konon ceritanya merupakan bekas beberapa bangunan rumah, masjid, dan pesantren Mbah Kyai Raden Imam Sejati. Dalam batin saya, sebenarnya kalau tempat di seputar lokasi makam Mbah Kyai Raden Imam Sejati itu dirawat dengan baik akan tampak indah dan menyejukkan sekali, serta sangat nyaman dipakai sebagai tempat spiritual. Aduh, masih membatin yang tidak-tidak. Maafkan hamba-Mu Tuhanku. Sak estu, sak-estu, saya minta maaf kepada-Mu, oh Tuhanku.

Cerita lain sewaktu di areal makam Mbah Kyai Raden Imam Sejati adalah sebenarnya saya ingin bertanya-tanya kepada sesepuh atau juru kunci yang merawat makam tokoh ini. Namun, hari ini saya tidak bisa menemukan orang yang tepat yang bisa memberi informasi tentang ketokohan Mbah Kyai Raden Imam Sejati. Justru saya malah bertemu dengan seorang ibu yang berumur separoh abad yang rumahnya dekat makam Mbah Kyai Raden Imam Sejati. Lalu saya bertanya kepada ibu tersebut. Namun seorang ibu yang berumur separoh abad tersebut tidak tahu-menahu tentang cerita ketokohan Mbah Kyai Raden Imam Sejati. Beliau mengatakan bahwa yang tahu-menahu kisah Mbah Kyai Raden Imam Sejati adalah ayahnya yang sudah meninggal dunia. Ayah ibu inilah yang sejak dahulu merawat makam Mbah Kyai Raden Imam Sejati, yakni tokoh cikal-bakal dusun Banjarejo, desa Gangsri, kecamatan Nglegok, kabupaten Blitar. Akhirnya, saya googling dan googling kemudian mendapatkan kisah Mbah Kyai Raden Imam Sejati sebagai berikut, tentu dengan analisa saya tidak semua data saya masukkan. Okee???


SEKILAS TENTANG MBAH KYAI RADEN IMAM SEJATI

Berdasarkan atas cerita dari juru kunci makam (Bpk. Suparji) disebutkan bahwa Mbah Kyai Raden Imam Sedjati/ Mbah Iman sedjati merupakan salah satu keturunan Paku Buwono ke II. Sri Susuhunan Pakubuwana II (lahir: Kartasura, 1711 – wafat: Surakarta, 1749) adalah raja Kasunanan Kartasura yang memerintah tahun 17261742 dan menjadi raja pertama Kasunanan Surakarta yang memerintah tahun 17451749. Karena adanya persaingan perebutan kekuasaan maka Mbah Imam Sedjati menyingkir dari dunia politik dan berhijrah ke dusun di daerah Blitar. Tepatnya di dsn. Banjarjo Desa Bangsri Kec. Nglegok Kab. Blitar. (Lihat http://gozydlopez.blogspot.co.id/2011/10/pesarehan-makam-mbah-iman-sedjati.html).



PEMBANGUNAN MAKAM MBAH KYAI RADEN IMAM SEJATI

Keberadaan makam Mbah Kyai Raden Imam Sedjati jauh ada sebelum keberadaan Blitar sendiri (yakni, Kota Blitar saat pertama kali diperintah oleh Raden Ronggo Hadinegoro). Perlu diketahui, sebelum Raden Ronggo Hadinegoro itu, pemerintahan masih berada di SRENGAT, LODOYO, dan WLINGI. Dari cerita masyarakat sekitar disebutkan bahwa ketika babat daerah Banjarjo makam Mbah Kyai Raden Iman Sedjati sudah ada. Orang yang babat daerah Banjarejo kala itu adalah ayah dari Mbah Suto, dan oleh ayah mbah Suto kemudian dilakukan perawatan terhadap makam dan diberi cungkup dari kayu jati. Nama Banjarejo sendiri berasal dari kata Banjar (tempat pertemuan) dan Reja (rame). Dikatakan banjar (bahasa Jawa) yang berarti tempat berkumpul karena jauh sebelum dilakukan babat daerah ini, makam Mbah Kyai Raden Iman Sedjati sering dipergunakan sebagai tempat pertemuan para sesepuh dari berbagai penjuru daerah untuk membahas berbagi permasalahan masyarakat pada masa itu.

Pada tahun 2010 cungkup makam Mbah Kyai Raden Imam Sejati roboh, kemudian atas inisiatif Kepala Desa Bangsri, yakni Bpk. Masyhud Thalhah, BA dan dibantu oleh juru kunci yakni Bpk. Suparji serta dibantu oleh masyarakat sekitar secara gotong royong dilakukakn pembangunan terhadap cungkup makam tersebut. Pembangunan makam sampai saat ini terus dilakukan secara swadaya masyarakat karena makam tersebut disamping sebagai salah satu peninggalan budaya juga karena sering digunakan masyarakat sekitar untuk berziarah. 

Makam Mbah Kyai Raden Iman Sedjati merupakan salah satu peninggalan budaya yang harus dilestarikan. Baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat pada umumnya. Keberadaan makam yang kurang diperhatikan oleh pemerintah mungkin disebabkan karena belum diketahuinya secara luas dikalangan masyarakat, lain halnya dengan keberadaan makam Adipati Aryo Blitar maupun makam Syekh Subakir yang telah banyak dikenal oleh masyarakat luas. (Lihat http://gozydlopez.blogspot.co.id/2011/10/pesarehan-makam-mbah-iman-sedjati.html


Usut punya usut, oleh karena saya tidak bisa bercerita banyak tentang ketokohan Mbah Kyai Raden Imam Sejati, mungkin hanya ini dulu catatan harian (cahar) saya kali ini. Dengan iringan doa, “Mudah-mudahan warga dusun Sumberejo, desa Gangsri, kecamatan Nglegok, kabupaten Blitar selalu mendapatkan kebahagiaan dan kesuksesan dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Pemberi Berkah senantiasa memberkahi perjalanan penelusuran saya ke berbagai tempat yang dianggap sebagian warga sebagai tempat keramat. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Kuasa memberi kekuatan kepada saya dalam kehidupan kini dan mendatang. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan kebaikan kepada saya, kawan-kawan saya, keluarga saya, dan orang-orang berhubungan karma dengan saya.” Amin, amin, amin. Ya Rabbal Alamin.

“Try and see, and yaou will be someone who knows”
(Cobalah dan perhatikan, niscaya kau jadi orang yang tahu)

“Sluman, slumun, slamet. Selameto lek ngemongi jiwo rogo”
(Semoga dalam situasi dan kondisi apapun selalu selamat sejahtera. Yakni selamat dalam mengasuh jiwa pribadinya masing-masing)

Makam Mbah Kyai Raden Imam Sejati Banjarejo, Bangsri, Nglegok, Blitar
 
Foto kayu-kayu bekas bangunan Mbah Kyai Raden Imam Sejati yang masih tersisa
 
Foto batu-bata berukuran besar bekas bangunan Mbah Kyai Raden Imam Sejati yang sekaligus dipakai untuk menandai makam beliau yang masih dipelihara sebagian warga Banjarejo, Bangsi, Nglegok, Blitar.
Warga berbondong-bondong membuat penahan erosi di areal Makam Mbah Kyai Raden Imam Sejati



Tentang Penulis
Arif Muzayin Shofwan, seorang pria yang berbau kuburan, kijing, maesan, kembang boreh, kembang kanthil, kembang kenongo dan segala macam bau-bauan ini beralamatkan di Jl. Masjid Baitul Makmur Sekardangan RT. 03 RW. 09 Papungan, Kanigoro, Blitar, Jawa Timur. Pria yang yang sering dipanggil oleh Kyai Muhammad AP dengan sebutan “Ki Gadhung Melathi” atau “Mbah Pasarean” (karena seringnya berkunjung ke pesarean-pesarean untuk mengkaji sejarah kisah para tokoh yang dimakamkan) tersebut dapat dihubungi di nomor HP. 085649706399.

3 komentar:

  1. saya atas nama BPK. SAMSUL dari MADURA ingin mengucapkan banyak terimah kasih kepada MBAH KARYO,kalau bukan karna bantuannya munkin sekaran saya sudah terlantar dan tidak pernaah terpikirkan oleh saya kalau saya sdh bisa sesukses ini dan saya tdk menyanka klau MBAH KARYO bisa sehebat ini menembuskan semua no,,jika anda ingin seperti saya silahkan hubungi MBAH KARYO no ini 082301536999 saya yakin anda tdk akan pernah menyesal klau sudah berhubungan dgn MBAH KARYO dan jgn percaya klau ada yg menggunakan pesan ini klau bukan nama BPK. SAMSUL dan bukan nama MBAH KARYO krna itu cuma palsu.m

    BalasHapus
  2. Sebagai orang jawa sing njawani.Wajib menghormati leluhur.terutama yg babat alas..Tanpa lelaku Beliau.kita nggak punya tempat tinggal yg layak spt Hari ini..maaf jangan dihubungkan dgn Agama..ini adalah Etika

    BalasHapus