Rabu, 23 November 2016

MENGUNJUNGI KANGMAS MUHAYANI DI “PUTHUK AYEM” VIHARA BUDDHA SASANA BUNENG, SELOREJO, BLITAR



Oleh: Arif Muzayin Shofwan

Kata guru saya:
“Menulislah! Sesederhana apapun tulisan itu.”
(Prof. Dr. Syamsul Arifin, M.Si.)

Seperti biasa, tiap Sabtu dan Minggu saya ke Malang. Hari ini sepulang dari Malang saya mengunjugi Kangmas Muhayani yang berada di “Puthuk Ayem” Vihara Buddha Sasana, Buneng, Selorejo, Blitar. Puthuk Ayem merupakan salah satu tempat retret meditasi yang diasuh oleh Bhikkhu Sukhito Thera. Istilah “Puthuk Ayem” diartikan sebagai puncak kebahagiaan atau kedamaian. Mungkin ada harapan bahwa mereka yang pernah singgah dan latihan meditasi tersebut mudah-mudahan mendapatkan puncak kebahagiaan. Kalau dalam agama Buddha mungkin puncak kebahagiaan itu disebut “Nibbana” dalam bahasa Pali dan “Nirwana” dalam bahasa Sanksekerta. Nibbana atau Nirwana sering diartikan puncak kebahagiaan yang tidak terkondisikan atau terlahirkan kembali. Ah, saya kok jadi sok tahu tentang nibbana dalam Buddhist.

Ya, hari ini saya pertama kali melihat dan menelusuri Puthuk Ayem yang berada di puncak bukit di Buneng tersebut. Sesampai di gapura pintu masuk Vihara Buddha Sasana tampak Bhikkhu Sukhito Thera sedang berbincang dengan seseorang. Saya tidak tahu orang yang diajak bicara Bhikkhu Sukhito Thera tersebut. Mengetahui saya datang ke situ, Bhikkhu Sukhito tersenyum dan mengatakan pada saya, “Oh, Arif. Silahkan masuk Rif. Oya dari mana?. Dari Blitar atau dari mana?.” Jawab saya, “Ah ini Bhante, saya dari Malang. Ini tadi sudah ngebel Kangmas Muhayani. Mau ketemu dia. Sudah lama saya tidak ketemu.” Kata Bhikkhu Sukhito Thera, oya silahkan. Lalu beliau sambil merangkul pundak saya menuju ke belakang dhammasala Vihara Buddha Sasana. Tampak di teras depan kamar belakang dhammasala ada para tamu yang konon rombongan dari Surabaya.

Sesampai di belakang dhammasala dan samping ruang dapur kemudian Bhikkhu Sukhito Thera mempersilahkan saya naik puncak “Puthuk Ayem” yang berada di atas bukit Buneng. Sesampai di Puthuk Ayem, saya lihat Kangmas Muhayani masih duduk nyantai di dhammasala bagian atas. Sebentar kemudian, Kangmas Muhayani dapat telepon dari Bhikkhu Sukito Thera agar mempersiapkan dhammasala atas, sebab tamu-tamu dari Surabaya akan ada acara di tempat tersebut. Ya, saya akhirnya ikut membantu Kangmas Muhayani menggelar karpet dan memasang pengeras suara untuk acara tersebut. Setelah itu, saya dan Kangmas Muhayani menuju ke ruang kuti di sebelah selatan dhammasala Puthuk Ayem itu.

Oya, ada cerita lainnya. Sekali pada waktu saya ke Puthuk Ayem tersebut, saya bersama Kangmas Muhayani dan Bhikkhu Jayaratano sempat pula mengadakan diskusi-diskusi kecil tentang berbagai situasi dan kondisi di Indonesia. Saya ingat beberapa penggal kata saat diskusi dengannya, yaitu: “Perbedaan agama dan keyakinan itu indah bila kita bisa merawatnya. Bangsa Indonesia akan menjadi kuat bila masyarakat bisa mengelola semua perbedaan yang ada.” Tentu saja, penggalan kata-kata tersebut menjadi penyemangat bagi saya untuk terus bertekad merawat dan mengelola segala perbedaan yang ada di dunia. Saya selalu berdoa, mudah-mudahan “Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangruwa” yang ada dalam Kitab Sutasoma karya Empu Prapanca, terus menjadi pegangan hidup para generasi tua dan muda untuk mencapai kebahagiaan bersama bangsa ini.

Kembali ke cerita saya di ruang kuti di atas. Dalam ruang kuti tersebut, saya dan Kangmas Muhayani menikmati ritual “Ngopi” (minum wedang kopi) dan puja bhakti kepada “Dewa Api Apache” (alias merokok rokok Apache). Tak lupa, di sela-sela ritual ngopi dan puja bhakti Dewa Api Apache tersebut kami berdua bicara ngalor-ngidul. Diskusi tentang berbagai hal, mulai dari meditasi, tatanan ajaran Jawa, kisah tentang Brawijaya, mitos Sabdopalon-Noyogenggong, Prabu Jayabaya Kediri, dan semacamnya. Tak terasa, perbincaan ngalor ngidul itupun menghabiskan wedang kopi dengan gelas berukuran besar. Kemudian Kangmas Muhayani sempat menawari wedang kopi lagi. Saya katakan padanya, “Wis mas, aku wis klempoken.” Wal khasil, dan oleh karena hari sudah mulai sore, saya minta izin Kangmas Muhayani, Bhikkhu Sukhito Thera, dan Bhikkhu Jararatano untuk meluncur ke rumah kampung halaman di Sekardangan, Blitar.

Ah, apalagi yang harus saya kisahkan. Oya, saya juga berfoto di dhammasala bagian atas yang berada di “Puthuk Ayem” puncak bukit Buneng tersebut. Lihat saja foto saya di bawah nanti. Mungkin cukup ini dulu catatan harian saya kali ini. Mudah-mudahan Allah Yang Maha Kuasa selalu memberikan kemudahan kepada saya dalam menghadapi segala urusan, baik urusan di kehidupan kini maupun mendatang. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Pengasih selalu mengasihi diri saya, kawan-kawan saya, kerabat-kerabat saya, guru-guru saya, orang tua saya, dan siapapun yang berhubungan karma dengan saya. Mudah-mudahan semua makhluk bebas dari kebencian, bebas dari menyakiti dan disakiti, bebas dari mendengki dan didengki, bebas dari kekotoran batin, dan semacamnya. Amin.

“Wherever you are, be a useful man”
(Di manapun Anda berada, jadilah manusia berguna)

“Sluman, slumun, slamet. Selameto lek ngemongi jiwo rogo”
(Semoga dalam situasi dan kondisi apapun mendapatkan keselamatan dan kesejahteraan. Yakni, selamat dalam mengasuh jiwa dan raga masing-masing)

Foto di dhammasala Puthuk Ayem di Puncak Bukit Buneng dari Kangmas Muhayani
 

Tentang Penulis
Arif Muzayin Shofwan, seorang pria yang memiliki hobi perpetualang dalam samudra dan benua ilmu pengetahuan ini beralamatkan di Jl. Masjid Baitul Makmur Sekardangan RT. 03 RW. 09 Papungan, Kanigoro, Blitar, Jawa Timur. Pria yang kesehariannya belajar, mengajar, diskusi, mengaji, meneliti, menulis, membaca, menyadari, mengamati, mewaspadai, dan berbagai pekerjaan lain yang tak bisa dijelaskan tersebut dapat dihubungi di nomor HP. 085649706399.

2 komentar:

  1. saya atas nama BPK. SAMSUL dari MADURA ingin mengucapkan banyak terimah kasih kepada MBAH KARYO,kalau bukan karna bantuannya munkin sekaran saya sudah terlantar dan tidak pernaah terpikirkan oleh saya kalau saya sdh bisa sesukses ini dan saya tdk menyanka klau MBAH KARYO bisa sehebat ini menembuskan semua no,,jika anda ingin seperti saya silahkan hubungi MBAH KARYO no ini 082301536999 saya yakin anda tdk akan pernah menyesal klau sudah berhubungan dgn MBAH KARYO dan jgn percaya klau ada yg menggunakan pesan ini klau bukan nama BPK. SAMSUL dan bukan nama MBAH KARYO krna itu cuma palsu.m

    BalasHapus
  2. saya atas nama BPK. SAMSUL dari MADURA ingin mengucapkan banyak terimah kasih kepada MBAH KARYO,kalau bukan karna bantuannya munkin sekaran saya sudah terlantar dan tidak pernaah terpikirkan oleh saya kalau saya sdh bisa sesukses ini dan saya tdk menyanka klau MBAH KARYO bisa sehebat ini menembuskan semua no,,jika anda ingin seperti saya silahkan hubungi MBAH KARYO no ini 082301536999 saya yakin anda tdk akan pernah menyesal klau sudah berhubungan dgn MBAH KARYO dan jgn percaya klau ada yg menggunakan pesan ini klau bukan nama BPK. SAMSUL dan bukan nama MBAH KARYO krna itu cuma palsu.m

    BalasHapus