Oleh:
Arif Muzayin Shofwan
“Tulislah
apapun yang bisa anda tulis, siapa tahu bermanfaat”
(Anonim)
Hari
Minggu, 18 Desember 2016, saya ikut aksi sosial berupa pembagian sembako kepada
para jompo umat Gereja St. Yudas Tadeus Sumberingin Blitar bersama para anggota
Ehipassiko Family Club (EFC). Adalah Ehipassiko Family Club (EFC)
merupakan gerakan yang diprakarsai oleh Ehipassiko Foundation dengan visi CINTA
KASIH TANPA PILIH KASIH yang diwujudkan melalui misi BAKTI SOSIAL LINTAS
AGAMA. Sejak didirikan pada Juli 2012, EFC mengadakan baksos rata-rata 4
kali per minggu di berbagai kota dan desa. Anggota EFC berasal dari segala
kalangan, dari anak sampai manula, tanpa memandang perbedaan suku, agama, ras,
dan antargolongan.
Ya,
hari ini Minggu, 18 Desember 2016, saya pertama kali bergabung dengan EFC
Blitar, Jawa Timur. Pandita Sugianto Gandhika dan Ibu Eko Sulistyowarni
merupakan merupakan beberapa tokoh di Blitar yang menjembatani saya bisa
bergabung dengan EFC. Terima kasih buat mereka berdua dan teman-teman lainnya.
Ada banyak pelajaran yang saya petik dari aksi sosial EFC di Gereja St. Yudas
Tadeus Sumberingin Blitar tersebut. Salah satunya adalah sebelum melakukan aksi
sosial, Pandita Sugianto Gandhika yang sering saya panggil “Mas Gi” memberikan
buku berjudul “Ehipassiko Family Club Bakti Sosial Lintas Agama” kepada saya.
Ada kata-kata beberapa tokoh dunia dalam buku tersebut, di antaranya:
1. Dalai Lama, Pemimpin Dharma Tibet
menyatakan: “Cinta kasih adalah agama saya.”
2. Mother Theresa, Misionari Cinta Kasih
India menyatakan: “Masalah dunia ini dikarenakan kita menggambar pohon keluarga
kita terlalu kecil.”
3. Mahatma Gandhi, Pejuang Kemanusiaan India
menyatakan: “Cinta tidak pernah meminta, cinta selalu memberi.”
4. Mikhail Gorbachev, Pejuang Perdamaian Dunia
Uni Soviet mengatakan: “Perdamaian bukanlah persatuan dalam persamaan, namun persatuan
dalam perbedaan.”
5. Nelson Mandela, Pejuang HAM Afrika
Selatan mengatakan: “Tidak ada orang yang lahir dengan membenci orang lain
karena warna kulit, asal-usul, atau agamanya.”
6. Kofi Annan, Sekjen PBB Ghana
mengatakan: “Toleransi, dialog antarbudaya, dan rasa hormat terhadap perbedaan,
makin dibutuhkan di dunia saat ini.”
7. KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur),
Bapak Pluralisme Indonesia mengatakan: “Tidak penting apa pun agama atau
sukumu. Kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang
tidak pernah tanya apa agamamu.”
8. Mpu Tantular, Pujangga Kerukunan Agama
abad XIV Majapahit mengatakan: “Beda tapi satu.”
Selain
hal di atas, EFC juga memiliki beberapa slogan sebagai berikut: “Unity in
Humanity”, artinya bersatu dalam kemanusiaan; dan “Building
Universal Family”, artinya kira-kira membangun keluarga yang universal.
Yah, saya sangat berterima kasih kepada semua pihak Ehipassiko Family Club
(EFC) di manapun berada. Walau mungkin saya masih belum bisa berdana berupa
materi, namun setidaknya saya sangat bahagia telah diberi kesempatan untuk
berdana berupa tenaga dan pikiran. Mungkin hanya sampai di sini catatan harian
saya kali ini. Ada kurang lebihnya, saya minta maaf yang sebesar-besarnya.
Salam damai dalam kemanusian. Salam sejahtera kepada semua makhluk di bumi.
“Sluman,
slumun, slamet. Slameto leh ngemongi jiwa raga”
Semoga
dalam kondisi apapun selalu selamat sejahtera. Selamat dalam merawat lahir dan
batin.
Foto usai baksos di depan Gereja St. Yudas Tadeus Sumberingin Blitar |
Penyerahan sembako kepada para jompo umat Gereja St. Yudas Tadeus Sumberingin Blitar dari Ehipassiko Family Club (EFC) melalui misi "Bhakti Sosial Lintas Agama" |
Tentang Penulis
Arif Muzayin Shofwan
merupakan pria kelahiran Blitar, Jawa Timur. Pria tersebut hingga kini tetap
menekuni dunianya sebagai pembaca, peneliti, pengamat, dan semacamnya. Dia
beralamatkan di Jl. Masjid Baitul Makmur Sekardangan RT. 03 RW. 09, Papungan,
Kanigoro, Blitar, Jawa Timur. HP. 085649706399.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar