Rabu, 14 Januari 2015

CATATAN WAKTU SENGGANG

Oleh: Arif Muzayin Shofwan


Arif Muzayin Shofwan adalah lelaki kelahiran Blitar, 09 Juni 1978. Pernah menuntut ilmu secara formal di TK Al-Hidayah Papungan 01, lulus tahun 1984, MI Miftahul Huda Papungan 01, lulus tahun 1991, MTsN Kunir, Wonodadi, Blitar, lulus tahun 1993, kemudian meneruskan di MAN Tlogo, Kanigoro, Blitar, lulus tahun 1996. Setelah itu menuntut ilmu di Pondok Pesantren Al-Falah, Trenceng, Tulungagung selama dua tahun dibawah asuhan KH. Muhammad Arsyad Bushoiri dan berhasil menghatamkan kitab Alfiyyah Ibnu Malik, pada tahun 1998. Ia kemudian melanjutkan di Pondok Pesantren Darussalam, Gaprang, Kanigoro, Blitar selama dua tahun dibawah asuhan Kyai Ali Amir, dan sempat diberi ijazah berbagai Hizb al-Auliya serta menghatamkan sorogan kitab Dala’il al-Khairat, pada tahun 2000. Ketika di Pondok Pesantren Darussalam, ia sempat nyambi dan menjadi santri kalong di Pondok Pesantren Manbaul Hidayah dibawah asuhan KH. Muhammad Hafidz Syafi’i hingga menghatamkan kitab Ihya’ Ulumiddin karya Imam al-Ghazali.
Setelah singgah di beberapa pesantren tersebut, kemudian ia berniat menempuh kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-Muslihuun jurusan S1/PAI (lulus tahun 2004). Pernah kuliah pada jurusan D2/PGSD di Universitas Terbuka UPBJJ Malang (lulus tahun 2007), dan jurusan S1/PGSD di universitas tersebut (lulus tahun 2009). Kuliah magister atau S2/PIPS dilaluinya di Universitas Kanjuruhan Malang (UNIKAMA) pada jurusan PIPS dan (lulus tahun 2009). Pada kesempatan lain, ia pernah menuntut ilmu di Pondok Pesantren Miftahul Huda Sekardangan, Kanigoro, Blitar dibawah asuhan KH. Muhammad Hamzah, KH. Nasruddin, KH. Imam Mahdi, KH. Abbas Faqih, Kyai Mukhtar Fauzi dan lain-lainnya. Di pesantren ini, ia pernah mendapatkan  ijazah amaliah Dalail al-Khairat (thariqah al-Jazuliyah) dari berbagai tradisi dan silsilah para guru mursyid. Pernah pula menuntut ilmu di Pondok Pesantren Al-Kamal, Wonodadi, Blitar selama tiga tahun sewaktu sekolah di MTsN Kunir dibawah asuhan KH. Zen Masrur, KH. Thohir Wijaya (saat itu sebagai pengasuh Pesantren Al-Kamal Jakarta) dan KH. Mahmud.
Ia juga pernah menuntut ilmu di Pondok Pesantren Al-Fattah, Mangunsari, Tulungagung dibawah asuhan al-Hafidz KH. Abdul Khobir Sirodj selama dua minggu. Saat itu ia berniat menghafalkan al-Qur’an, tetapi setelah minta restu kepada ibunya tidak diperbolehkan, maka ia tak jadi menghafalkan al-Qur’an. Saat itu, ia sudah mempunyai tabungan hafalan tiga juz al-Qur’an. Pernah pula ikut suluk di Pondok Pesantren Pesulukan Thariqah Agung (PETA), Kauman, Tulungagung, sebuah pesantren thariqah as-Syadziliyah dibawah asuhan KH. Abdul Jalil Mustaqim. Pernah pula ikut suluk di Pondok Pesantren Baiturrahmah Malang, sebuah pesantren thariqah al-Naqsyabandiyah al-Uluwiyah dan al-Khalidiyyah dibawah asuhan KH. Sholehudi Abdul Hayyi Muhyiddin al-Amin. Pernah mengikuti program al-Qur’an “Metode Qiro’ati” di Pondok Pesantren Bustanul Mutaallimat, Dawuhan, Blitar dibawah asuhan KH. Ahfas Zen dan Ustadz Abdullah Farikh. Pernah pula mengikuti kegiatan thariqah al-Tijaniyah dibawah asuhan KH. Hadin Mahdi, Tulungsari, Garum, Blitar.
Pernah pula menjadi santri kalong di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin, Kerjen, Srengat, Blitar dibawah asuhan KH. Ahmad Qosim. Pernah tabarrukan ilmu-ilmu hikmah di Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Kedungbajul, Trenggalek dibawah asuhan KH. Muhammad Ibnu Mu’thi. Selain itu, ia juga pernah suluk pada thariqah al-Naqsyabandiyah di Pondok Pesulukan Thariqah An-Naqsyabandiyah yang diasuh Kyai Muhammad Makki, Bandung, Tlogo, Blitar. Ia juga pernah aktif dalam komunitas Penyiaran Shalawat Wahidiyah, Kedunglo, Kediri, sebuah thariqah al-Wahidiyyah yang didirikan oleh KH. Abdul Hamid Madjid dan diteruskan putra-putranya yaitu KH. Abdul Hamid dan KH. Abdul Latif. Pernah suluk pada thariqah as-Siddiqiyah dibawah asuhan KH. Mukhtar Mukti, Losari, Jombang. Pernah suluk pada thariqah al-Satthariyah dibawah asuhan Kyai Mahrosin, Selopuro, Blitar. Pernah suluk pada thariqah al-Akmaliyah dan thariqah al-Maulawiyah dengan Tarian Whirling-nya, dibawah asuhan KH. Muhammad Agung Priyo Kusumo, Blitar.
Pernah belajar meditasi Reiki Tummo, Reiki Usui, Reiki Kundalini dibawah asuhan KH. Muhammad Agung Priyo Kusumo (mantan Kabag Keuangan BNI Cabang Blitar). Sebelum itu, ia juga sempat belajar Reiki Usui tradisi Jepang dibawah asuhan Master Aquandro Lutfi Blitar. Sempat pula belajar berbagai tradisi reiki dari karya-karya Effendy Firmansah, Anand Khrisna dan lain-lainnya. Pernah pula belajar tenaga dalam pada Padepokan Tenaga Dalam “Buana Suci” dibawah asuhan Ustadz Nurhayat Bakri dan Ustadz Habib Ahmad Bakri, Pakel, Kanigoro, Blitar. Pernah ikut pula dalam komunitas Tenaga Dalam dan Pencak Silat “Basmallah” dibawah asuhan Drs. Sunaryo, kota Blitar. Pernah belajar meditasi melalui buku-buku New Age dan lain sebagainya. Pernah pula menimba ilmu meditasi kepada Bhikku Sugano Canda (dari Malaysia) dalam acara talkshow “Festival Buddish se-Asia” pada hari Sabtu, 22 Juni 2013 di Surabaya.
Pernah bersentuhan dengan ilmu Jawa-Dwipa serta diskusi hal tersebut dengan Eyang Sutomo Atmowidjojo (Malang), Eyang Paniran (Bantengan, Blitar), Eyang Marsudi Tomo (Bapa Yatiran) selaku wakil wirid/guru mursyid Purwa Ayu Mardi Utama (Dermojayan, Blitar) Ki Jadug Donoroso (Blitar) Eyang Gelung Kusumo (Bendosewu, Talun, Blitar), Ki Jawoko (Jatimalang, Blitar), Mbah Mayar atau Bayan Ulo (Sekardangan, Blitar), Ki Narko Sabdo (Karangtengah, Blitar), Eyang Tugiman (Darungan, Blitar), Mbah Bejan atau Mbah Kasan Syuhadak (Dermojayan, Blitar) dan lain-lainnya. Baginya, menuntut ilmu merupakan sebuah kewajiban min al-mahdi, ila al-lahdi (dari ayunan hingga ke liang lahat). Kewajiaban manusia di bumi, dalam konsep Islam selalu berprinsip pada doa robbi zidni ilma (Ya Tuhanku, tambahkanlah pada saya ilmu pengetahuan [apa saja, tanpa pandang bulu]). Jika Sang Nabi panutan, yang bersifat cerdas (al-fathanah) saja selalu berdoa seperti ini, maka umatnya pun tentu juga harus mengikutinya. Tak ada alasan untuk fanatik terhadap apapun dan siapapun, atau golongan apapun, serta tidak ada alasan untuk merasa paling benar sendiri.
Selain itu, ia pernah pula diskusi meditasi Buddhis secara langsung dengan Bhikku Sukhito Thera di Vihara Samaggi Jaya, kota Blitar dan Vihara Buddha Sasana, Selorejo, Blitar. Secara tidak langsung, ia juga belajar meditasi Buddhis dari buku-buku karya Bhikku Uttamo Mahathera, Bhikku Pannavaro Mahathera, Bhikku Jayamedo, dan bhikku-bhikku lain, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Ia pernah juga aktif dalam komunitas Purwa Ayu Mardi Utama yang didirikan oleh RM. Djojopoernomo (Temuguruh, Sempu, Banyuwangi) serta pernah menjadi sekretaris Paguyuban Meditasi Natural Healing, yang didirikan oleh KH. Muhammad Agung Priyo Kusumo di Blitar. Ia pernah pula mendirikan Universal Reiki Meditation (URM) bekerjasama dengan Indonesian Holistic Healing Center (IHHC) pimpinan Master Aquandro Lutfi Blitar. Bagi penulis, meditasi yang merupakan kegiatan merenung, mempunyai persamaan dengan tafakkur (merenung akan kebesaran Tuhan) dalam tradisi agama Islam. Meditasi juga mempunyai persamaan dengan  istilah dialektika dalam tradisi filsafat.
Pengalaman organisasinya adalah pernah menjadi ketua Remaja Masjid (REMAS) di Masjid Baitul Makmur didusun tempat kelahirannya pada tahun 1998. Pernah aktif dalam komunitas Lembaga Pelindung & Pelestari Budaya Nusantara (LP2BN) setiap malam bulan purnama di Candi Palah Penataran Blitar dibawah pimpinan Aris Sugito. Pernah aktif dalam kegiatan Ikatan Pemuda Nahdlatul Ulama (IPNU) ranting Papungan, Kanigoro, Blitar. Pernah aktif dalam komunitas Forum Silaturrahmi Mahasiswa (FOSIM) di Lembaga Pendidikan Dakwah Masjid Agung (LPDM) kota Blitar, serta pernah menjadi pengurus di lembaga tersebut sebagai ketua bagian kesiswaan. Pernah aktif dalam diskusi-diskusi dalam komunitas Kalifa Society Blitar, Majelis Agama Buddha Theravada (MAGHABUDI) Blitar, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Blitar, LAKPESDAM NU, Sitas Desa, dan lain-lainnya.
Pernah menjadi ketua dewan kepesantrenan Hidayatullah kota Blitar yang berkantor di Plosoarang, Blitar. Pernah aktif dalam kegiatan Ikatan Seni Hadrah Republik Indonesia (ISHARI), dan juga pernah terdaftar sebagai anggota Ehipassiko Family Club (EFC), sebuah komunitas lintas agama yang didirikan oleh Ehippasko Foundation Jakarta dan bergerak dibidang kemanusiaan. Ia juga pernah terlibat dalam kegiatan Partai Kebangkitan Nasional Umat (PKNU) di Blitar. Pernah menjadi pengurus Majelis Taklim Al-Arifun, Bence, Garum, Blitar asuhan Kyai Syarifuddin. Pernah aktif sebagai anggota Nahdlatul Ulama dan hingga sekarang tercatat sebagai anggota Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PERGUNU) di Blitar. Pernah pula tercatat sebagai Tim Inti Pusat Studi Agama dan Multikulturalisme (PUSAM) yang diketuai oleh Prof. Dr. Syamsul Arifin, M.Si., pada program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang pada tahun 2013 dengan nomor SK. E.7.a/1395/PPs. UMM/XII/2013.
Pernah menjadi pengajar di Madrasah Diniyah Pondok Pesantren Miftahul Huda, mengampu mata pelajaran nahwu-sharaf (gramatika bahasa Arab), dibawah pimpinan Ustadz. Kyai Drs. Muhammad Tasrifin, M.Pd.I. Di pesantren tersebut, ia juga pernah menjadi sekretaris “Jamaah Terong” (sebuah jamaah pengajian sederhana di dusun yang setelah selesai mengaji, lalu makan-makan dengan nasi dan sambal terong) dibawah pimpinan Gus Muhammad Yasin Fakih. Pernah pula mengisi kajian-kajian tasawuf kitab al-Hikam karya Syaikh Ibnu Athoillah as-Sakandary, setiap malam Jum’at dalam komunitas “Ngaji Melekan Bengi” (komunitas ngaji orang-orang tua) dibawah asuhan KH. Muhammad Agung Priyo Kusumo kota Blitar.  Selain itu, ia juga pernah mengisi kajian Pondok Pesantren Ramadhan SMKN Nglegok 02, mengisi kajian-kajian komunitas Hidayatullah Blitar, dan mengisi kajian nahwu-sharaf diberbagai lembaga lainnya.
Dalam pertualangannya, ia juga sempat berkunjung di Kelenteng Tri Dharma Konghucu kota Blitar, vihara-vihara umat Buddha, pura-pura umat Hindu, gereja-gereja umat Kristen-Katholik dan lain-lainnya. Dalam hal ini, ia juga pernah mengisi kuliah tujuh menit (kultum) dan doa dalam acara “Buka Bersama”, pada saat puasa Ramadhan bersama abang becak sekota Blitar di Gereja Santo Yusuf Blitar pada hari Jum’at, 10 Agustus 2012. Ia juga pernah berkunjung ke berbagai padepokan seperti: Padepokan Sapto Dharmo, Padepokan Padhang Jiwo, Pesanggrahan Eyang Djoego, Pesanggrahan Djojodigdan dan lain-lainnya. Ia juga sempat berkunjung ke sandranan-sadranan atau petilasan-petilasan yang masih dilestarikan sebagian masyarakat Jawa, diantaranya: petilasan Nyi Ageng Sekardangan, petilasan Prabu Jayabaya Kediri, petilasan Eyang Jabal Gading, petilasan Eyang Dipoyono, petilasan Eyang Buddho, petilasan Eyang Dermojoyo, petilasan Eyang Kubur Dowo dan lain-lainnya.
Pekerjaan yang pernah ia alami adalah pernah menjadi karyawan foto copy “Toko Raya Indah” dan “Toko Prima” Blitar. Pernah menjadi guru tidak tetap (GTT) di SDN Gaprang 03, Kanigoro, Blitar pada tahun 2005-2009. Pernah menjadi makelar dan menekuni biro jasa jual beli tanah dan rumah serta sempat bergabung dengan The Mahakam Regency Blitar pada tahun 2012. Pada tahun 2002 pernah pula hijrah ke Jakarta selama dua bulan dalam rangka mengikuti perekrutan artis sinetron oleh PT. Qisas Production House sampai babak final, lalu ketika babak grand-final tidak ia lanjutkan. Hingga saat ini, ia masih tercatat sebagai guru tetap yayasan (GTY) di MI Miftahul Huda Papungan 01, Sekardangan, Kanigoro, Blitar. Hingga saat ini pula, ia juga masih tercatat sebagai ketua divisi multikultural di The Post Institute Blitar. Penggemar musik Kitaro dan musik-musik bernuansa alam ini bisa dihubungi di 085-649-706-399 atau surat elektronik, email: arifms78@yahoo.co.id.