Kamis, 17 Juli 2014

PETILASAN NYAI AGENG SEKARDANGAN



Oleh: Mbah Ageng Sekardangan
Petilasan Nyai Ageng Sekardangan atau yang kadang disebut petilasan Nyai Gadung Melati/Nyai Dewi Sekartaji merupakan sebuah “monumen” yang dibangun warga dusun Sekardangan untuk mengenang jasa para cikal bakal di dusun Sekardangan. Diceritakan bahwa pada zaman dulu, ditempat inilah Nyai Ageng Sekardangan mendirikan rumah kediaman yang menjadi awal mula berdirinya dusun Sekardangan. Menurut para sesepuh, ada beberapa orang yang mula-mula membabat dusun Sekardangan ini, diantaranya: 1. Nyai Ageng Gadung Melati, merupakan tokoh yang paling banyak membabat dusun didaerah Blitar, antara lain: di Sekardangan, Selokajang, Kademangan, Maliran, Genjong, Bendelonje, Kanigoro dan lain-lain. Beliau belum diketahui dimana makamnya berada. Menurut sebagian sesepuh, makam suaminya berada di desa Sumberagung, Talun. 2. Kyai Ageng Raden Tirto Sentono, makam beliau berada di tengah-tengah makam umum dusun Sekardangan, sedangkan makam istri beliau berada di makam umum dusun Gaprang. Sebab saat itu, dusun Sekardangan belum mempunyai makam sendiri. 3. Kyai Ageng Abu Yamin, makam beliau berada di dusun Gaprang. Menurut para sesepuh, beliau merupakan kyai (ulama) pertama di dusun Sekardangan. 4. Kyai Ageng Hasan Muhtar, makam beliau berada di dusun Gaprang. 5. Kyai Ageng Barnawi, makam beliau berada di makam umum dusun Sekardangan. Beliau merupakan menantu dari Kyai Ageng Abu Yamin. Beliau merupakan ulama (kyai) pertama yang telah membangun sebuah mushalla/langgar di dusun Sekardangan. Hingga kini, mushalla tersebut sudah tidak ada lagi bekasnya. 6. Kyai Ageng Abu Bakar, merupakan ulama yang mendirikan mushalla kedua di dusun Sekardangan. Mushalla/langgar yang beliau dirikan, hingga kini masih ada. Tepat di tembok sebelah Barat pengimaman mushalla/langgar yang beliau dirikan, masih terlihat logo kraton Mataraman. 
Mushalla/Langgar Kyai Ageng Abu Bakar Sekardangan
 Petilasan Nyai Ageng Sekardangan


Monumen atau Petilasan Nyai Ageng Sekardangan dibangun sebagai “Simbol Kerukunan” antara sesama warga dusun Sekardangan. Dalam falsafah Jawa telah disebutkan bahwa: “Rukun Agawe Santosa, Crah Agawe Bubrah” yang artinya kerukunan akan menjadikan warga hidup sentaosa. Sedangkan pertengkaran akan menjadikan warga hidup dalam perpecahan. Dengan demikian, warga dusun Sekardangan yang berbeda-beda cara pandang kepercayaan atau keyakinan akan dapat hidup rukun dan damai tanpa pandang bulu. Monumen atau Petilasan ini memang sudah ada sejak dulu. Kemudian sekitar tahun 2000, monumen atau petilasan ini dibangun oleh warga dusun Sekardangan. Ketika ada acara “Bersih Dusun”, petilasan ini digunakan warga Sekardangan untuk kirim do’a kepada para leluhur yang telah berjasa membabat dusun Sekardangan. Biasanya, ada beberapa acara “Bersih Dusun” yang diadakan di dusun Sekardangan, diantaranya:
1.      Tahlilan: kirim do’a yang dipimpin oleh kyai/ulama bagi para pendahulu yang cikal bakal dusun Sekardangan, dan biasanya diadakan di rumah Kamituwo, mungkin bisa juga dilaksanakan di mushalla atau masjid.
2.      Nyekar dan Tahlil Singkat: yang diadakan di “Petilasan Nyai Ageng Sekardangan” ini. Nyekar berarti: membawa bunga, dupa wangi, air dan semacamnya sebagai media ritual. Bunga adalah lambang  ketidakkekalan, sekarang kita petik, esok pagi sudah layu, tidak ada yang kekal di dunia ini. Dupa wangi adalah lambang agar ucapan, pikiran, perbuatan kita bisa semerbak wangi menebar ke segala arah seperti bau dupa yang dibakar tersebut. Air adalah lambang bahwa kehidupan ini berasal dari air.
3.      Seni Jaranan dan Seni Wayang Kulit: dua hal ini biasanya tergantung dengan anggaran. Seni Jaranan & Wayang Kulit ini adalah kesenian yang dipakai oleh Sunan Kalijogo dan Sunan Tembayat dalam syiar agama.
4.      Seni Hiburan Orkes: ini merupakan hiburan kesenian moderen bagi kaum muda-mudi yang ingin merayakan “Bersih Dusun” di Sekardangan. Ini juga tergantung anggaran.
5.      Dan lain-lain.
Dari berbagai kegiatan yang ada ini, menjadi simbol bahwa warga dusun Sekardangan telah memasukkan berbagai aspek budaya dalam “Ritual Bersih Dusun”. Tentu hal ini tidak hanya berhenti dalam ritual saja. Demikian seputar keterangan yang singkat ini. Wallahua’lam.
Warga Sekardangan Memahami dan Menghormati Segala Keragaman Budaya, Agama, dan Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
Seni Jaranan Senterewe (Acara Bersih Dusun Sekardangan)


2 komentar:

  1. saya atas nama BPK. SAMSUL dari MADURA ingin mengucapkan banyak terimah kasih kepada MBAH KARYO,kalau bukan karna bantuannya munkin sekaran saya sudah terlantar dan tidak pernaah terpikirkan oleh saya kalau saya sdh bisa sesukses ini dan saya tdk menyanka klau MBAH KARYO bisa sehebat ini menembuskan semua no,,jika anda ingin seperti saya silahkan hubungi MBAH KARYO no ini 082301536999 saya yakin anda tdk akan pernah menyesal klau sudah berhubungan dgn MBAH KARYO dan jgn percaya klau ada yg menggunakan pesan ini klau bukan nama BPK. SAMSUL dan bukan nama MBAH KARYO krna itu cuma palsu.m

    BalasHapus