Minggu, 04 Desember 2016

WEJANGAN EYANG HAJI SOETOMO ATMOWIDJOJO SESEPUH PIRUKUNAN PURWA AYU MARDI UTAMA (PAMU) MALANG, JAWA TIMUR



Oleh: Arif Muzayin Shofwan

“Tulislah apapun yang bisa anda tulis, siapa tahu bermanfaat”
(Anonim)

Saya kenal Eyang Haji Soetomo Atmowidjojo pertama kali pada saat beliau baru saja berziarah ke “Makam Auliya Mbrebesmili Santren”, Bedali, Purwokerto, Srengat, Blitar, Jawa Timur. Beliau merupakan sesepuh wakil wirid Pirukunan Purwa Ayu Mardi Utama (PAMU) yang didirikan oleh R.M. Djodjopernomo (Pangeran Papak Natapraja) cucu Nyi Ageng Serang (pahlawan Nasional). Saat itu, Eyang Haji Soetmomo Atmowijdojo berziarah ke makam tersebut rombongan bersama warga PAMU. Di tempat tersebut beliau juga meninggalkan “Buku Anggaran Dhasar Kaweruh Pranataning Kamanungsan”, yang kemudian saya foto copi dan hingga akhirnya saya bisa kenal beberapa warga PAMU di Blitar, seperti: Eyang Marsudi Tomo atau Mbah Yatiran (wakil wirid PAMU), Mbah Bejan atau Mbah Kasan Syuhadak, Mbah Mujio, Mbah Romli, Mbah Jiat, dan lain sebagainya.

Ada salah satu catatan Eyang Haji Soetomo Atmowidjojo yang pernah diberikan kepada saya. Catatan tersebut berisi tentang ceramah agama Islam beliau usai shalat Tarwih. Tulisan Eyang Haji Soetomo Atmowidjodjo tersebut berjudul “Sabar dan Shalat Chusyu’ Penolong Cobaan/ Ujian Hidup.” Oleh karena sebagai sebuah kenangan tersendiri bagi saya, maka catatan tersebut saya tulis ulang pada artikel ini. Mudah-mudahan bermanfaat bagi saya, kaum muslimin-muslimat, dan khususnya warga Pirukunan Purwa Ayu Mardi Utama (PAMU) di seluruh Nusantara. Berikut tulisan Eyang Haji Soetomo Atmowidjojo yang dimaksud:

SABAR DAN SHALAT YANG CHUSYU’ PENOLONG COBAAN/UJIAN HIDUP
As. Wr. Wb.
Bapak-bapak, Ibu-ibu, dan Anak-anak yang saya hormati, terlebih dahulu marilah kita mengucapkan syukur Alhamdulillahi Robbil Alamin ke Hadirat Allah s.w.t., bahwa atas Rahmat, berkah dan Hidayah-Nya kita masih diperkenankan-Nya ibadah shalat Isyak dan Tarwih bersama dengan tulus dan ikhlas.

Bapak-pabak, Ibu-ibu, dan Anak-anak yang saya hormati, marilah kita tingkatkan keimanan dan ketakwaan kita yang pada saat-saat ini, seperti ini sangat diperlukan, di mana kita bangsa Indonesia yang sebagian besar umat Islam ini, sedang menghadapi krisis yang berkepanjangan; dan dalam krisis ini marilah kita hadapi dengan sabar dan tawakal (iman dan takwa/ berjiwa besar) karena kita sadar bahwa itu merupakan cobaan dan ujian hidup bagi bangsa kita yang harus kita hadapi bersama, dan perlu kita ingat untuk menjadi seorang muslim/mukmin yang baik, tidak terlepas sama sekali dengan adanya cobaan/ujian hidup.

Dalam hal ini kita ingat pula pada firman Allah dalam surat Ankabut ayat 2 sebagai berikut: “Apakah manusia mengira, bahwa mereka hanya dibiarkan saja (jika sudah) menyatakan: Kami telah beriman, sedangkan mereka tidak akan diuji lagi.”

Sedangkan Firman Allah dalam Surat Al-Baqarah ayat:

155: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, dan berikanlah berita gembira bagi orang-orang yang sabar.”

156: “(Yaitu) orang-orang yang ditimpa musibah mereka mengucapkan: Inna Lilahi Wa Inna Ilaihi Rajiuun (Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya kami kembali.”

157: “Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan-Nya dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.”

Selanjutnya dalam Firman Allah Surat Al-Anfal (8): 28, berbunyi: “Dan ketahuilah bahwa harta dan anakmu itu hanyalah sebagai cobaan, dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.”

Maka dengan segala cobaan dan ujian hidup itu cara mengantisipasinya cukup dengan sikap sabar sebagai landasan bertindak dengan keyakinan bahwa dengan melakukan shalat yang chusyu’ akan mendapatkan pertolongan Allah s.w.t. bahwa cobaan tersebut akan segera berlalu.

Adapun hakekat kesabaran menurut Surat Al-Baqarah (2) 45-46 sebagai berikut:

Ayat 45: “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, dan sesungguhnya yang demikian itu sangat berat, kecuali bagi orang-orang yang chusyu’.”

Ayat 46: “(Yaitu) orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhan-Nya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.”

Sabar berarti menahan diri ketika di timpa musibah yang tidak kita inginkan dengan perasaan rela dan tawakal. Saat kita mendapat musibah yang ringan atau yang berat dengan mampu menahan diri dengan perasaan tidak menyalahkan orang lain (mengadakan introspeksi/mawas diri) apalagi perasaan menyalahkan Allah (menganggap Allah tidak adil) atau menyalahkan takdir.

Bapak-bapak, Ibu-ibu dan Anak-anak yang saya hormati,

Demikianlah yang dapat saya sampaikan beberapa Firman Allah dari Kitab Suci Al-Qur’an yang saya petik (kutip) arti/maknanya dalam bahasa Indonesia dan semoga atas rahmat, barokah dan hidayah-Nya, kita dapat menghayati dan mengamalkannya dan apabila ada yang kurang berkenan dalam hati mohon dimaafkan lahir/batin.
Amin Ya Rabbal alamin

Ws. Wr. Wb.

Pandanlaras: 31 Desember 1998
Penyaji


SOETOMO ATMOWIDJOJO

Demikianlah sebuah ceramah dari Eyang Haji Soetomo Atmowidjojo yang saya peroleh dari beliau. Sebagai kenangan dari beliau, maka saya tuliskan dalam artikel ini. Mudah-mudahan apa yang saya dapatkan dari Eyang Haji Soetomo Atmowidjojo bermanfaat bagi saya di kehidupan kini dan mendatang.

“Sluman, slumun, slamet. Selameto lek ngemongi jiwo rogo”
(Semoga dalam situasi dan kondisi apapun mendapatkan keselamatan dan kesejahteraan. Yakni, selamat dalam mengasuh jiwa dan raga masing-masing)

Makam Eyang Ponco Suwiryo (Sayyid Bukhori Mukmin) ayah angkat R.M. Djojopoernomo (Pangeran Papak Natapraja) yang diziarahi oleh Eyang Haji Soetomo Atmowidjojo (Sesepuh PAMU) dan jamaahnya dari Jl. Pandanlaras, Malang, Jawa Timur.


Tentang Penulis
Arif Muzayin Shofwan, seorang pria yang berbau kuburan, kijing, maesan, kembang boreh, kembang kanthil, kembang kenongo dan segala macam bau-bauan ini beralamatkan di Jl. Masjid Baitul Makmur Sekardangan RT. 03 RW. 09 Papungan, Kanigoro, Blitar, Jawa Timur. Pria yang yang sering dipanggil oleh Kyai Muhammad AP dengan sebutan “Ki Gadhung Melathi” atau “Mbah Pasarean” (karena seringnya berkunjung ke pesarean-pesarean untuk mengkaji sejarah tokoh yang dimakamkan) tersebut dapat dihubungi di nomor HP. 085649706399.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar