Sabtu, 22 Oktober 2016

RADEN NGABEHI WIROGATI CIKAL BAKAL DESA JATIMALANG, SENTUL, KOTA BLITAR



Oleh: Arif Muzayin Shofwan

Pada saat terjadi pemberontakan Trunojoyo di Kraton Mataram, banyak sekali para keturunan Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi Bin Maulana Hamzah Bin Maulana Rahmatullah/ Sunan Ampel/ Haji Bong Swi Ho) yang hijrah hingga ke daerah Blitar dan sekitarnya. Salah satunya adalah Raden Ngabehi Wirogati. Perlu diketahui bahwa Raden Ngabehi Wirogati merupakan keturunan ke-6 dari Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi) yang menjadi cikal bakal berdirinya desa Jatimalang, Sentul, Kota Blitar. Adapun silsilah Raden Ngabehi Wirogati yang berurutan hingga Sunan Tembayat dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.    Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi)
2.    Raden Ishaq Panembahan Jiwo
3.    Panembahan Minang Kabul Ing Tembayat
4.    Panembahan Masjid Wetan
5.    Raden Ayu Wongsodipo (istri Adipati Martopuro Jepara)
6.    Raden Ngabehi Wirogati Jatimalang, Sentul, Blitar
Dikisahkan bahwa Raden Ngabehi Wirogati memiliki tiga orang istri. Dari salah satu istri Raden Ngabehi Wirogati tercatat memiliki empat orang anak sebagai berikut, yaitu:
1.    Kyai Ponco Hardjo, memiliki satu putra yaitu Mbah Kasimin.
2.    Kyai Mangun, memiliki lima putra yaitu: (1) Mbah Sainem; (2) Mbah Sadjinem; (3) Mbah Sainah; (4) Mbah Sarah; dan (5) Mbah Mangun Karso.
3.    Kyai Djowongso, memiliki sembilan anak yaitu: (1) Mbah Katiyem; (2) Mbah Wongso Sentono; (3) Mbah Wongso Hardjo; (4) Mbah Karsontono; (5) Mbah Kanikem; (6) Mbah Kamisah; (7) Mbah Sopuro; (8) Mbah Asmo Mihardjo; dan (9) Mbah Djojo Kasbi.
4.    Kyai Djojo Hardjo, tidak memiliki keturunan.
Selanjutnya dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa Mbah Kasimin memiliki lima putra-putri yang merupakan cucu dari Kyai Ponco Hardjo, di antaranya: (1) Mbah Saekun; (2) Mbah Tinem; (3) Mbah Sujud; (4) Mbah Sirum; dan (5) Mbah Seno.
Adapun cucu Kyai Mangun dari anaknya yang bernama Mbah Sainem, di antaranya; (1) Mbah Misidjan; (2) Mbah Misiran; (3) Mbah Katilah; dan (4) Mbah Rasmi. Sedangkan cucu Kyai Mangun dari anaknya yang bernama Mbah Sadjinem adalah Mbah Hardjo Diran dan Mbah Sampirah. Sementara itu, cucu Kyai Mangun dari Mbah Sainah ada satu yaitu Mbah Sukinem. Selanjutnya, cucu Kyai Mangun dari Mbah Sarah juga ada satu yaitu Mbah Sakidjo. Terakhir, cucu Kyai Mangun dari Mbah Mangun Karso ada dua yaitu: Mbah Muadji dan Mbah Kardjono.
Ketiganya, cucu Kyai Djowongso dari anaknya yang bernama Mbah Katiyem di antaranya: (1) Mbah Sanidjem; (2) Mbah Samiran; (3) Mbah Samidjah; (4) Mbah Samirah; (5) Mbah Saminah; (6) Mbah Katinah; dan (7) Mbah Isnu Ranu Pranoto. Adapun cucu Kyai Djowongso dari Mbah Wongso Sentono, di antaranya: (1) Mbah Sastrodipuro; (2) Mbah Minah; (3) Mbah Hardjowirjo; (4) Mbah Mariyam; (5) Mbah Kartodihardjo; (6) Mbah Djodjowirjo; (7) Mbah Siswo Sudjono; (8) Mbah Tjokro Rustam; (9) Mbah Ladijo; (10) Mbah Ladiman; (11) Mbah Ruslan; (12) Mbah Kartini; dan (13) Mbah Sunoto.
Selanjutnya, cucu Kyai Djowongso dari putranya yang bernama Mbah Wongso Hardjo, di antaranya: (1) Mbah Kasmi; (2) Mbah Karmidi; (3) Mbah Minem; (4) Mbah Partun; (5) Mbah Wagijem; (6) Mbah Karsitojo; (7) Mbah Ngatirah; dan (8) Mbah Kamidah. Adapun cucu Kyai Djowongso dari putranya yang bernama Mbah Karsontono, di antaranya: (1) Mbah Simur; (2) Mbah Mursijem; (3) Mbah Kardi; (4) Mbah Sudjamilah; (5) Mbah Tumijem; dan (6) Mbah Marsinah. Cucu Kyai Djowongso dari Mbah Kanikem, di antaranya: (1) Mbah Raminem; (2) Mbah Tumidjah; (3) Mbah Lasiman; (4) Mbah Tuminem; dan (5) Mbah Tumilah.
Tak jauh dari hal di atas, cucu Kyai Djowongso dari anaknya yang bernama Mbah Kanisah, di antaranya: (1) Mbah Saripah; (2) Mbah Sastro Kamiran; dan (3) Mbah Sarimah. Sedangkan cucu Kyai Djowongso dari anak Mbah Sopuro, di antaranya: (1) Mbah Hardjo Saimun; (2) Mbah Rusmi; (3) Mbah Rusman; (4) Mbah Sukarmi; (5) Mbah Sutinah; dan (6) Mbah Karmiyatun. Sementara cucu Kyai Djowongso dari anak Mbah Kasmo Mihardjo, di antaranya: (1) Mbah Warti; (2) Mbah Sunarko; dan (3) Mbah Mikapti. Terakhir, cucu Kyai Djowongso dari anak Mbah Djojo Kasbi, di antaranya: (1) Mbah Sukatmi; (2) Mbah Sukatinem; (3) Mbah Sukamto; (4) Mbah Sumilah; (5) Mbah Suparti; (6) Mbah Bedjo; (7) Mbah Sudjono; dan (8) Mbah Sudarmin.
Persebaran keturunan Sunan Tembayat dari jalur Raden Ngabehi Wirogati banyak menyebar di Jatimalang, Sentul, Kota Blitar. Tentu saja, anak cucu Raden Ngabehi Wirogati yang semakin lama semakin banyak tidak hanya menyebar di tempat beliau menjadi cikal bakal desa tersebut. Mereka banyak menyebar ke berbagai daerah hingga Surabaya, Jakarta, dan lain sebagainya. Tak berhenti di situ saja, pertemuan perkawinan dari antarketurunan pun juga terjadi sebagaimana dalam keturunan-keturunan Sunan Tembayat lainnya. Tentu saja, hal yang demikian seakan-akan membentuk jaring laba-laba secara alamiah (natural). Semoga tulisan ini bermanfaat. Amin.

Ziarah di Makam Eyang Wirogati Jatimalang, Sentul, Kota Blitar bersama Gus Ilham Rofii (Jatimalang), Gus Hariyanto (Kauman-Blitar), Gus Sirus (Solo), dan Gus Putu Ari Sudana (Garum)

Penulis
Arif Muzayin Shofwan. Alamat: Jl. Masjid Baitul Makmur Sekardangan RT. 03 RW. 09 Papungan, Kanigoro, Blitar, Jawa Timur. HP. 085649706399.

12 komentar:

  1. Assalamualaikum.....
    Malam ini selasa, 8/3/2017 saya buka gogle dgn judul *Asal Muasal Cikal Bakal Ds. Plosorejo* disitu dijelaskan
    Panjang lebar, saya merasa bagaikan kesiram es krn selama ini sdh bertahun tahun saya beserta keluarga pergi kesana kemari kerumah saudara saudara saya dgn maksud mencari informasi utk membuat Silsilah Cikal Bakal Plosorejo yg konon kabarnya Cikal Bakal tsb adlh Eyang saya sendiri dgn urutan keturunan ke 5 ( anak, putu, buyut, canggah, wareng ).

    Kemudian
    Di baris bawah tertulis Berbagi G+1-1,
    1. Komentar ( Anggita. Sari ), beliao
    Berkata : Berterimakasih yg sebanyak
    Banyaknya kpd Mas Aky Santoro,atas
    Bantuannya berupa TOGEl, Alhamduli
    Empat angka JITU, dan akhirnya hu
    ang-hutang saya lunas.

    Mas. Aky.....dgn ifo diatas maka sa
    Juga rasanya ingin minta bantuan spt
    Mbak Anggita sari itu.....

    BalasHapus
  2. saya atas nama BPK. SAMSUL dari MADURA ingin mengucapkan banyak terimah kasih kepada MBAH KARYO,kalau bukan karna bantuannya munkin sekaran saya sudah terlantar dan tidak pernaah terpikirkan oleh saya kalau saya sdh bisa sesukses ini dan saya tdk menyanka klau MBAH KARYO bisa sehebat ini menembuskan semua no,,jika anda ingin seperti saya silahkan hubungi MBAH KARYO no ini 082301536999 saya yakin anda tdk akan pernah menyesal klau sudah berhubungan dgn MBAH KARYO dan jgn percaya klau ada yg menggunakan pesan ini klau bukan nama BPK. SAMSUL dan bukan nama MBAH KARYO krna itu cuma palsu.m

    BalasHapus
  3. Embah saya bernama Hj sayuti bin Karyo berasal dari daerah Pacitan...nak tanya ada berkenaan atau tidak

    BalasHapus
  4. mbah sy saya sastro di hardjo brsl dari yogya...turunan dari siapa ya

    BalasHapus
  5. Alhamdulilah silsilah keluarga saya di jadikan artikel

    BalasHapus
  6. maturnuwun,alhamdulillah saget ngertos leluhur.kawulo putu mbah DJOJODIWIRYO.

    BalasHapus
  7. Nyuwun pirso putrinipun mbah mangun nomer sekawan mbah sarah niku nopo ingkang wonten kunir Blitar?

    BalasHapus
  8. Kami jalur dari marsinah yg diwilayah Subang jawabarat sedang mencari nasab keatasnya yg masih belum ketemu kami keturunan Mbah buyut kamarih bin marsinah Mbah buyut kardiyah bin Mbah marsinah

    BalasHapus
  9. Kake saya keturunan juga wongso sentono kake saya dulu tinggal di jakrta

    BalasHapus
  10. Suami R.A Wangsa Dipa/Reksa Dipa adalah Adipati Martopuro/Rd.Mas Wuryah/Panembahan Ponorogo/Pangeran Selarong putra Prabu Hanyokrowati raja ke 2 Mataram. Adipati Martopuro raja ke-3 yg menjabat sehari saja yg kelak diganti Sultan Agung. Bukan Martopuro bupati Jepara itu beda jaman yaitu jaman Amangkurat II. Sedang Adipati Martopuro & Wangsadipa/Reksa Dipa jaman Sultan Agung.

    BalasHapus